DINASTI AYYUBIYAH
SEJARAH DINASTI AYYUBIYAH
1.
Dinasti
Ayyubiyah didirikan oleh Salahuddin Yusuf al-ayyubi di Mesir pada masa khalifah
al-Mustadi dan berkuasa selama kurang lebih 75 tahun.
2.
Ekspedisi militer
pertama yang dilakukan Salahuddin adalah mengikuti pamannya ( Asadudin Syirkuh)
untuk menyelesaikan persoalan perebutan kekuasaan di istana Bani Fatimiah di
Mesir,
3.
kemudian
Salahudin mulai mendapat kekuasaan di Mesir ketika
membantu Bani Fatimiah mengusir Amauri yang memimpin tentara salib untuk
menguasai mesir, yang pada akhirnya dia juga menjadi penguasa mesir ketika
Khalifah Al-adid meninggal dunia, dan Salahudin diberi gelar al-mu’izz li amiril Mu’minin.
Berbagai usaha yang dilakukan
Salahudin dalam masa pemerintahannya adalah:
1.
Menggembalikan
madzhab suni di mesir
2.
Membangun
Madrasah – madrasah
3.
Mengganti kadi
– kadi syiah dengan kadi – kadi Suni
4.
Mengganti pegawai
– pegawai yang korupsi.
Dalam perjalanan
pemerintahannya, ada berbagai pihak yang memusuhinya antara lain:
1.
Hajib ( kepala
rumah tangga khalifah al-adid ,
2.
Syekh sinan
dan kelompok assasin, Kelompok zanki.
3.
Ada juga
beberapa raja Eropa yang terlibat perang Salib melawan Salahudin yaitu: Philip
II ( Raja Prancis ), Richard I ( Raja Inggris ), William ( Raja Sisilia ),
Frederick Barbarosa ( kaisar Jerman ).
LATAR BELAKANG BERDIRINYA
DINASTI AYYUBIYAH
Ayyubiyah adalah sebuah dinasti sunni yang
berkuasa dimesir, suriah, sebagian yaman, irak, mekah, hejaz dan dyarbakir.
Dinasti ini didirikan oleh salahuddin alayyubi pada tahun 1174M. nama
lengkapnya adalah salahuddin yusuf ibn ayyub ia berasal dari suku kerdi
hadzbani, ia adalah putra najmudin ayyub dan keponakan asaddudin syirkuh.
Najmudin ayub dan asadudin syirkuh hijrah dari kampung halamanya didekat danau
fan ke takrit, irak. Salahuddin lahir dibenteng takrit pada tahun 532H atau
1137M. ketika ayahnya menjadi penguasa seljuk di takrit, pada saat itu ayah dan
pamannya mengabdi kepada imaddudin zanky, seorang gubernur seljuk untuk kota
mousul, irak. Ketika imaduddin berhasil merebut wilayah balbek, libanon pada
tahun 534H (1139M). najmudin ayub diangkat menjadi gubernur balbek dan menjadi
abdi raja suryah, yakni nuruddin mahmud. Selama dibalbek inilah salahudin
menekuni teknik dan strategi perang serta politik. Selanjutnya dia mempelajari
teologi sunni selama sepuluh tahun didamaskus, dalam lingkungan istana
nuruddin.
2. Biografi Tokoh Salahuddin
Al-Ayyubi
Shalahuddin Al-Ayyubi berasal dari bangsa Kurdi Ayahnya Najmuddin Ayyub dan pamannya Asaduddin Syirkuh hijrah (migrasi) meninggalkan kampung halamannya dekat Danau Fan dan
pindah ke daerah Tikrit (Irak). Shalahuddin
lahir di benteng Tikrit, Irak tahun 532 H/1137 M,
ketika ayahnya menjadi penguasa Seljuk di Tikrit. Saat itu, baik ayah maupun
pamannya mengabdi kepada Imaduddin Zanky, gubernur Seljuk untuk kota
Mousul, Irak. Ketika Imaduddin berhasil merebut wilayah Balbek, Lebanon tahun 534 H/1139 M, Najmuddin
Ayyub (ayah Shalahuddin) diangkat menjadi gubernur Balbek dan menjadi
pembantu dekat Raja Suriah Nuruddin Mahmud. Selama di Balbek inilah,
Shalahuddin mengisi masa mudanya dengan menekuni teknik perang, strategi,
maupun politik. Setelah itu, Shalahuddin melanjutkan pendidikannya di Damaskus
untuk mempelajari teologi Sunni selama sepuluh tahun, dalam lingkungan istana
Nuruddin. Pada tahun 1169,
Shalahudin diangkat menjadi seorang wazir (konselor).
Bersama dengan pamannya, salahuddin melawan
tentara perang salib pada tahun 559-564H (1164-1168M). mereka berhasil
mengusirnya dari mesir sejak saat itu asaduddin syirkuh diangkat menjadi
perdana menteri khilafah fathimiyah. Setelah pamannya meninggal jabatan perdana
menteri dipercayakan kepada salahuddin al ayyubi pada tahun 1169M. disana, ia
mewarisi peranan sulit yaitu mempertahankan mesir dan melawan penyerbuan dari
kerajaan latin jerrussalem. Pada saat itu tidak ada seorangpun yang menyangka
dia dapat bertahan lama dimesir namun keberhasilan salahuddin dalam mematahkan
serangan tentara dan pasukan romawi bzantium yang melancarkan perang salib
kedua terhadap mesir membuat para tentara mengakuinya sebagai penggganti
pamannya.
3. Masa pemerintahan dinasti ayyubiyah
Pada awal kedudukannya sebagai perdana
menteri, ia masih menghormati
simbol-simbol syiaha pada pemerintahan al adid lidinillah. Namun setelah al adid meninggal pada tahun 1171M,
salahuddin menyatakan loyalitasnya
kepada khalifah abbasiyah (al mustadi) di bagdad dan secara formal menandai
berakhirnya rezim fathimiyah di kairo. Ia tetap mempertahankan lembaga-lembaga
ilmiah yang didirikan oleh dinasti fathimiyah tetapi mengubah orientasi
keagamaannya dari syiah menjadi sunni. Hal ini sesuai dengan perintah sultan
nuruddin dia memerintahkan salahuddin untuk mengambil kekuasaan dari tangan
khilafah fathimiyah dan mengembalikannya kepada khilafah abbasiyah di bagdad.
Penaklukan mesir
oleh salahuddin pada tahun 1171M tersebut membuka jalan bagi pembentukan
mazhab-mazhab hukum sunni dimesir. Salahuddin memberlakukan mazhab hanafi,
sebelumnya mazhab syafiiyah yang berlaku di dinasti fatimiyah. Keberhasilan
tersebut mendorongnya untuk menjadi penguasa otonom dimesir. Dalam
mengsolidasikan kekuatannya, ia memanfaatkan keluarganya untuk melakukan
ekspansi kewilayah lain. Saudaranya dikirim untuk menguasai yaman pada tahun
1173M. taqiyuddin, keponakannya diperintahkan untuk melawan tentara salib di
dimyat. Adapun syihabuddin, pamannya diberi kekuasaan untuk menduduki mesir
hulu. Dari mesir, salahuddin juga dapat menyatukan syiria dan mesofotamiya
menjadi sebuah kesatuan negara muslim. Pada tahun 1174 ia menrebut damaskus
kemudian alippo tahun 1185 dan merebut mousul pada 1186.
Pada masa pemerintahan salhudidin kekuatan
militernya terkenal sangat tangguh pasukannya diperkuat oleh pasukan Barbar
turki, dan afrika ia juga membangun tembok kota diakiro dan bukit muqattam
sebagai benteng pertahanan. Dalam hal perekonomian, ia bekerja sama dengan
penguasa muslim diwilayah lain. Disamping itu, ia juga menggalakan perdaganggan
dengan kota-kota dilaut tengah, lautan hindia dan menyempurnakan sistem
perpajakan atas dasar inilah ia melancarkan gerakan offensif (penyerangan
dengan membabibuta) untuk merebut al quds (jerussalem) dari tangan tentara
salib yang dipimpin oleh guy de lusignan di hittin. Akhirnya pasukannya
berhasil menguasai jerussalem pada tahun 1187M. ini berarti jerussalem dapat
dikuasai oleh orang muslim untuk kedua kalinya setelah delapan puluh tahun
dikuasai oleh kaum kristiani. Setelah kejadian itu orang-orang frank
tersingkirkan, meskipun hanya untuk sementara. Usaha besar-besaran telah
dilakukan pasukan salib dari inggris, prancis dan jerman pada tahun 1189-1192M
namun tidak berhasil mengubah kedudukan salahuddin. Setelah perang berakhir salahuddin
memindahkan pusat pemerintahan ke damaskus.
Perjuangan
salahuddin dalam merealisasikan tujuan-tujuan utamanya yaitu mengeluarkan kaum
salib dari baitul makdis dan mengembalikan pada persatuan umat islam, telah
menghabiskan kekuatannya dan mengganggu kesehatannya. Ia meninggal dan
dimakamkan di damaskus pada tahun 1193M, setelah dua puluh lima tahun
memerintah sebelum meninggal ia membagikan kekaisaran ayyubiyah kepada para
anggota keluarga. Oleh karena itu, pengendalian dari pusat tetap berada dibawah
kekuasaan almalik al adil (saudaranya) dan keponakannya al kamil mereka membagi
imperiumnya menjadi sejumlah kerajaan kecil mesir, damaskus, alleppo dan
kerajaan mousul sesuai dengan gagasan saljuk bahwa negara merupakan warisan
keluarga raja. Meskipun demikian ayyubiyah tidak mengalami perpecahan,
karena dengan loyalitas kekeluargaan mesir di integrasikan dalam berbagai
imperium. Mereka menata pemerintahan dengan sistem birokrasi masa lampau yang
telah berkembang dinegara-negara mesir dan siriya melalui distribusi iqta
kepada pejabat-pejabat militer yang berpengaruh.
Ayyubiyah secara khusus enggan melanjutkan
pertempuran melawan sisa-sisa kekuatan pasukan salib. Mereka lebih
memprioritaskan untuk mempertahankan mesir, karena kesatuan mulai melemah akhirnya
pada masa pemerintahan al kamil, dinasti ayyubiyah yang bertempat di Diyar bakr
dan al jazirah mendapat tekanan dari dinasti seljuk rum dan dinasti khiwarazim
syah. Selanjutnya, al kamil mengembalikan jerussalem kepada kaisar fredrick II
yang membawa kedamaian dan kestabilan ekonomi bagi mesir dan syiria. Oleh
karena itu, pada masa tersebut perdagangan kembali dikuasai oleh kekuatan
kristen mediterrania. Setelah al kamil meninggal yakni pada tahun 1238M,
dinasti ayyubiyah dirongrong oleh pertentangan-pertentangan intern pemerintah.
4. Berakhirnya Dinasti Ayyubiyah
Runtuhnya dinasti ayyubiyah dimulai pada
masa pemrintahan sultan ash shalih. Pada masa pemerintahan ash shalih terjadi
serangan pasukan budak (mamluk) dari turki yang berhasil merebut kekuasaan
dimesir. Walupun sebelumnya pasukannya berhasil menaklukan perang salib ke enam
yang dipimpin ranja perancis ST Louis, Setelah ash shalih meninggal pada
tahun 1249M, kaum mamluk mengangkat istri ash shalih, syajarat ad durr sebagai
sultan. Dengan demikian berakhirlah pemerintahan dinasti ayyubiyah dimesir.
Meskipun demikian dinasti ayyubiyah masih berkuasa disuryah. Pada tahun 1260M
tentara mongol hendak menyerbu mesir. Komando tentara islam dipegang oleh
qutuz, panglima perang mamluk. Dalam pertempuran diain jalut, qutuz berhasil
mengalahkan tentara mongol dengan gemilang. Selanjutnya, qutuz mengambil alih
kekuasaan dinasti ayyubiyah. Sejak itu, berakhirlah kekuasaan dinasti
ayyubiyah.
6. Sebab-Sebab Terjadinya Perang Salib
Perang Salib (491 H – 692 H/ 1097 M – 1292
M) ialah suatu peperangan yang dilakukan oleh umat Kristen Eropa terhadap umat
Islam dengan tujuan untuk membebaskan Palestina, khususnya kota suci Yerusalam
dan kekuasaan umaat Islam. Perang Salib ini berlangsung selama kurang ±
200 tahun, terdiri atas tujuh gelombang yang menyebabkan berjuta-juta orang
gugur baik dari pihak Islam maupun pihak Kristen.
Peperangan tersebut dinamakan Perang Salib
karena tentara Kristen memakai lambang Salib dalam rangka mempersatukan umat
Kristen untuk menghadapi umat Islam. Sebenarnya Perang Salib ini bukanlah
semata-mata perang agama tetapi ada latar belakang lain yang mempengaruhinya,
antara lain
Pertama, Perebutan kekuasaan antara Timur dan
Barat yang berlangsung sejak zaman Rumawi di Barat, dan Persia (Sekarang Iran)
di Timur, padahal Persia dahulu dikenal beragama Majusi.
Kedua, Agama Kristen berkembang pesat di
Eropa setelah Paus Paulus mengalihkan kiblatnya ke Roma dan menjauhkan dari
ajaran aslinya di tempat kelahirannya di Timur. Kemudian datang agama Islam
menghancurkan penjajahan Eropa yang bertopeng agama Kristen di Syiria, Mesir
dan Afrika Utara. Islam masuk ke daratan Eropa yaitu dengan menguasai Andalusia
(Spanyol) di Barat dan Konstantinopel di Timur. Dengan masuknya Islam ke Eropa
maka orang Kristen di Eropa menggalang persatuan untuk menghadapi kekuasaan
Islam.
Ketiga, Di bidang perdagangan Eropa ingin sekali
menguasai kembali pelabuhan-pelabuhandi laut Tengah, sehingga mereka dapat
menguasai perdagangan antara Timur dan Barat.
Keempat, Sebagian pembesar Eropa ingin
menguasai tanah-tanah yang subur di negara Timur, untuk itu mereka memberikan
peluang kepada budak-budak untuk memerdekakan diri dengan jalan ikut Perang
Salib.
Kelima, Para peziarah dari Eropa sering
menbuat kekacauan selama berada di Palestina. Mereka membawa obor dan pedang
serta pasukan pengawal yang bersenjata lengkap, sering menimbulkan kerusuhan di
antara mereka. Untuk lebih menganmankan suasana, penguasa Islam melarang
peziarah membawa senjata serta obor, tetapi larangan itu mereka anggap sebagai
suatu penghinaan terhadap ajaran Kristen, apa lagi sebagian dari peziarah itu
terdiri dari penjahat-penjahat yang ingin menghapus dosanya. Para pemimpin
agama Kristen mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa para penjahat
tidak akan diampuni dosanya kecuali bila mereka melakukan ziarah ke Baitul
Maqdis.
PERKEMBANGAN ISLAM PADA
MASA DINASTI AL AYYUBIYAH
A. Sejarah Berdirinya
Dinasti Al-Ayyubiyah
Pendiri Dinasti Ayyubiyah (567 – 648 H / 1171 –
1250 M) adalah Shalahudin Yusuf al-Ayyubi putra dari Najamuddin bin Ayyub lahir
di Takriet 532 H/1137 M meninggal 589 H/ 1193 M dimasyurkan oleh bangsa Eropa
dengan nama Saladin pahlawan perang salib dari keluarga Ayyubiyah suku kurdi.
Dinasti ini berdiri di atas sisa-sisa Dinasti Fatimiyah di Mesir yang bercorak
Syi’i dan ia ingin mengembalikannya ke faham sunni-Ahlu Sunnah wal Jama’ah.
Pada masa Nuruddin Zanki (gubernur Suriah dari bani Abbasiyah), Shalahuddin
diangkat sebagai panglim tentara di Balbek, kehidupannya penuh dengan perjuangan
dan peperangan karena ditugaskan untuk menghadapi tentara salib dalam merebut
kembali Baitul Maqdis (kota Yerussalem) yang sudah dikuasai selama 92 tahun
(perhitungan tahun hijriyah) atau selama 88 tahun (perhitungan tahun masehi)
oleh tentara salib.
Di saat Mesir mengalami krisis di segala bidang
maka orang-orang Nasrani memproklamirkan perang Salib melawan Islam, yang mana
Mesir adalah salah satu Negara Islam yang diintai oleh Tentara Salib.
Shalahudin al-Ayyubi seorang panglima tentara Islam tidak menghendaki Mesir
jatuh ke tangan tentara Salib, maka dengan sigapnya Shalahudin mengadakan
serangan ke Mesir untuk segera mengambil alih Mesir dari kekuasaan Fatimiyah
yang jelas tidak akan mampu mempertahankan diri dari serangan Tentara Salib.
Menyadari kelemahannya Dinasti Fatimiyah tidak banyak memberikan perlawanan,
mereka lebih rela kekuasaannya diserahkan kepada Shalahudin dari pada
diperbudak tentara salib yang kafir. Maka sejak saat itu selesailah kekuasaan
Dinasti Fatimiyah di Mesir, berpindah tangan ke Shalahudin al-Ayyubi.
Shalahuddin al Ayyubi yang telah menguasai Halb dan Maushil, menjadikan pasukan
salib terkepung di Baitul Maqdis oleh pasukan Shalahuddin al Ayyubi. Di utara
oleh pasukan Shalahuddin al Ayyubi di Suriah, dari selatan oleh pasukan
di Mesir, dan dari timur pasukan di Yordania. Jadi berdirilah negara
Ayyubiyah dengan kepala pemerintahan Shalahuddin al Ayyubi yang wilayahnya
mencakup Mesir, Suriah, sebagian wilayah Irak dan Yaman.
B. Perkembangan
Kebudayaan/Peradaban Islam pada Masa Dinasti Al-Ayyubiyah
Di era keemasannya, dinasti ini menguasai wilayah
Mesir, Damaskus, Aleppo, Diyarbakr, serta Yaman. Masa dinasti ini pula
perkembangan wakaf sangat menggembirakan, wakaf tidak hanya terbatas pada benda
tidak bergerak, tapi juga benda bergerak semisal wakaf tunai. Tahun 1178 M/572
H, dalam rangka menyejahterakan ulama dan kepentingan misi mazhab Sunni,
Salahuddin Al-Ayyubi menetapkan kebijakan bahwa orang Kristen yang datang dari
Iskandar untuk berdagang wajib membayar bea cukai. Tidak ada penjelasan, orang
Kristen yang datang dari Iskandar itu membayar bea cukai dalam bentuk barang
atau uang, namun lazimnya bea cukai dibayar dengan menggunakan uang. Uang hasil
pembayaran bea cukai itu dikumpulkan dan diwakafkan kepada para fuqaha’ dan para
keturunannya.
Sebagaimana dinasti-dinasti sebelumnya, Dinasti
Ayyubiyah pun mencapai kemajuan yang gemilang dan mempunyai beberapa
peninggalan bersejarah. Kemajuan-kemajuan itu mencakup berbagai bidang,
diantaranya adalah :
1. Bidang
Arsitektur dan Pendidikan : Penguasa Ayyubiyah telah berhasil menjadikan Damaskus sebagai
kota pendidikan. Ini ditandai dengan dibangunnya
Madrasah al–Shauhiyyah tahun 1239 M sebagai pusat pengajaran empat madzhab
hukum dalam sebuah lembaga Madrasah. Dibangunnya Dar al Hadist al-Kamillah juga dibangun (1222 M) untuk mengajarkan
pokok-pokok hukum yang secara umum terdapat diberbagai madzhab hukum sunni.
Sedangkan dalam bidang arsitek dapat
dilihat pada monumen Bangsa Arab, bangunan masjid di Beirut yang mirip gereja,
serta istana-istana yang dibangun menyerupai gereja. Shalahuddin juga membangun
benteng setelah menyadari bahwa
ancaman pasukan salib akan terus menghantui, maka tugas utama dia adalah
mengamankan Kairo dan sekitarnya (Fustat). Penasihat militernya saat itu mengatakan
bahwa Kairo dan Fustat masing-masing membutuhkan benteng pertahanan, tapi
Shalahuddin memiliki ide brilian, bahwa dia akan membangun benteng strategis
yang melindungi secara total kotanya. Selanjutnya, dia memerintahkan untuk
membangun benteng kokoh dan besar diatas bukit Muqattam yang melindungi dua
kota sekaligus Kairo dan Fustat.
Proyek besar Citadel dimulai pada 1176 M dibawah
Amir Bahauddin Qaraqush. Shalahuddin juga membangun dinding yang memagari Kairo
sebagai kota residen bani Fatimiyyah, sekaligus juga memagari benteng
kebesarannya serta Qata’i-al Fustat yang saat itu merupakan pusat ekonomi Kairo
terbesar. Selain itu, juga berdiri masjid agung di Sulaiman yang dimulai
pembangunannya sejak dinasti Umayyah pada 717 M, masjid agung Aleppo hingga
kini masih menjadi salah satu karya besar arsitektur di dunia muslim. Di masjid
agung Aleppo terdapat makam Nabi Zakaria dan di Damaskus terdapat makam Nabi
Yahya. Bentuk dan konstruksi masjid agung Damaskus dari dulu hingga kini masih
terjaga, sementara masjid Aleppo sudah banyak mengalami perubahan dari bentuk
aslinya karena sempat diguncang gempa bumi dan dihancurkan oleh serangan
Bizantium dan tentara Mongol. Meski tak lagi mewarisi struktur masjid
peninggalan bani umayyah, namun masjid agung Aleppo sangat dikenal sebagai
masterpiece dalam dunia islam, karena mewarisi sentuhan beragam dinasti islam
yang pernah Berjaya.
2. Bidang
Filsafat dan Keilmuan : Bukti konkritnya adalah Adelas d of Bath yang telah
diterjemahkan, karya-karya orang Arab tentang astronomi dan geometri,
penerjemahan bidang kedokteran. Di bidang kedokteran ini telah didirikan sebuah
rumah sakit bagi orang yang cacat pikiran.
3. Bidang
Industri : Kemajuan
di bidang ini dibuktikan dengan dibuatnya kincir oleh seorang Syiria yang lebih
canggih dibanding buatan orang Barat. Terdapat pabrik karpet, pabrik kain dan
pabrik gelas.
4. Bidang arsitektur : Kemajuan dalam
bidang arsitektur dapat dilihat pada monumen bangsa arab, bangunan masjid
dibeirut yang mirip gereja dan istana-istana yang menyerupai gereja.
5. Bidang
Perdagangan : Bidang
ini membawa pengaruh bagi Eropa dan negara–negara yang dikuasai Ayyubiyah. Di
Eropa terdapat perdagangan agriculture dan industri. Hal ini menimbulkan
perdagangan internasional melalui jalur laut, sejak saat itu Dunia ekonomi dan
perdagangan sudah menggunakan sistem kredit, bank, termasuk Letter of Credit
(LC), bahkan ketika itu sudah ada uang yang terbuat dari emas.
6. Bidang Militer
: Selain memiliki alat-alat
perang seperti kuda, pedang, panah, dan sebagainya, ia juga memiliki burung
elang sebagai kepala burung-burung dalam peperangan. Disamping itu, adanya
perang Salib telah membawa dampak positif, keuntungan di bidang industri,
perdagangan, dan intelektual, misalnya dengan adanya irigasi.
7. Bidang kebudayaan : Salahuddin
al ayyubi menjadi tokoh yang meneladankan satu konsep dan budaya, yaitu
perayaan hari lahir nabi Muhammad SAW yang kita kenal dengan sebutan maulud
atau maulid. Maulud atau maulid ini berasal dari kata milad yang berarti
tahun dan bermakna seperti pada istilah ulang tahun.
C. Tokoh Ilmuwan
Muslim dan Perannya dalam Kemajuan Kebudayaan/Peradaban Islam pada Masa Dinasti
Al Ayyubiyah
Pada masa dinasti Ayyubiyah, Shalahuddin al Ayyubi
beserta keluarga dan pendiri-pendiri dinasti sangat memperhatikan kelangsungan
berbagai bidang termasuk bidang pendidikan dan pengetahuan. Sehingga
bermunculan tokoh-tokoh ilmuwan yang sangat berpengaruh pada perkembangan
kebudayaan atau peradaban Islam, mereka di antaranya adalah:
1. Abdul Latif al Bagdadi dan
Al - Hufi, ahli ilmu mantiq dan bayan (bahasa)
2. Syekh Abul Qasim al
Manfalubi, ahli Fiqih
3. Syamsudin Khalikan, ahli
sejarah
4. Abu Abdullah al
Quda’i, ahli Fiqih, Hadits dan Sejarah
5. Abu Abdullah Muhammad bin Barakat,
ahli nahwu
6. Hasan bin Khatir al Farisi,
ahli Fiqih dan Tafsir
7. Maimoonides, ahli ilmu
astronomi, ilmu ke-Tuhanan, tabib, dan terutama sebagai ahli filsafat.
8. Ibn al Baytar (1246 M),
dokter hewan dan medikal. Beberapa karyanya yang sampai saat ini masih terkenal
di wilayah Eropa tentang buku ramuan obat Islam “ Management Of The Drug Store”
9. Sejumlah penulis,
sastarawan, dan ilmuwan termuka, seperti Abu Firas Al Hamadani dan Thayib al
Mutanabbi.
D. Ibrah Perkembangan
Kebudayaan/Peradaban Islam pada Masa Dinasti Al-Ayyubiyah untuk Masa Kini dan
Yang Akan Datang
Shalahuddin al Ayyubi sangat berusaha keras dalam
menghadapi perang salib, dan dalam membentengi umat Islam dari kristenisasi.
Misalnya memberi sumber untuk pembangunan masjid, pembuatan sekolah gratis
kepada siswa muslim yang tidak mampu, dan pemberian sandang pangan bekas namun
masih layak pakai. Sikap seorang negarawan yang tegas dan berani sepertinya patut dicontoh apalagi pada saat
sekarang ini yang lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan
bersama. Seperti sikap tegas Shalahuddin yang langsung mencopot jabatan para
amir yang lemah di mana keberadaan mereka justru mengganggu gerakan jihad yang
mulai digelar olehnya, para aparatur yang melakukan korupsi, dan yang
bersekongkol dengan penjahat dan perampok. Rasa yang sangat mengutamakan
pendidikan dan pengetahuan juga penting untuk dilanjutkan pada setiap generasi.
Karena ilmu dan pendidikan merupakan
modal utama untuk menjaga dan mempertahankan kebudayaan atau peradaban Islam.
Ilmu juga mendapat tempat yang sama pentingnya dengan agama, yaitu untuk
mengetahui ajaran-ajaran agama dan hukum-hukum Islam.
E. Meneladani Sikap
Keperwiraan Shalahuddin al-Ayyubi
Shalahudin al Ayyubi adalah seorang muslim yang
tahu akan agamanya dan kosekuen dengannya. Ia tahu hak tanah airnya kemudian
mempertahankannya. Ia tahu hak-hak saudaranya kaum Muslimin kemudian menunaikan
hak-hak tersebut dengan sebaik-baiknya. Shalahudin al Ayyubi juga merupakan
panglima perang Muslim yang dihormati kawan dan dikagumi lawan karena akhlaknya
dan tindakannya yang tangguh tetapi tetap mengakui hak asasi manusia dalam
setiap peperangan yang dilakukannya. Sikap keperwiraan Shalahudin al Ayyubi
lainnya yang baik dicontoh adalah:
1. Membela agama dan rakyat
2. Memadamkan pemberontakan
3. Menghadapi tentara salib
4. Mempertahankan agama dan
negara
Beliau juga sosok yang memiliki toleransi tinggi terhadap
umat beragama, seperti contohnya:
1. Ketika beliau menguasai Iskandariyah,
ia tetap mengunjungi orang-orang kristen
2. Ketika perdamaian dengan
tentara salib tercapai, beliau masih mengizinkan orang-orang kristen berziarah
ke Baitul Maqdis.
Kesimpulan
1. Shalahudin Yusuf al-Ayyubi adalah Pendiri Dinasti
Ayyubiyah (567 – 648 H / 1171 – 1250 M)berdiri di atas sisa-sisa Dinasti
Fatimiyah di Mesir yang bercorak Syi’i dan ia ingin mengembalikannya ke faham
sunni Ahlu Sunnah wal Jama’ah. Shalahudin mengadakan serangan ke Mesir untuk
segera mengambil alih Mesir dari kekuasaan Fatimiyah yang jelas tidak akan
mampu mempertahankan diri dari serangan Tentara Salib.
2. Dinasti Ayyubiyah mencapai kemajuan yang
gemilang mencakup di berbagai bidang, yaitu: bidang arsitektur dan pendidikan,
bidang filsafat dan keilmuan, bidang industri, perdagangan, dan militer.
3. Shalahudin al-Ayyubi sangat memperhatikan
pendidikan dan pengetahuan. Sehingga bermunculan tokoh-tokoh ilmuwan dari
berbagai disiplin ilmu seperti ilmu Fiqih, kedokteran, filsafat, bahasa,
sejarah, dan lain-lain.
4. Sikap tegas Shalahuddin yang langsung mencopot
jabatan para amir yang lemah di mana keberadaan mereka justru mengganggu
gerakan jihad yang mulai digelar olehnya, para aparatur yang melakukan korupsi,
dan yang bersekongkol dengan penjahat dan perampok.
5. Shalahudin al Ayyubi adalah seorang muslim yang
tahu akan agamanya dan kosekuen dengannya, tahu hak-hak saudaranya kaum
Muslimin kemudian menunaikannya, dan hak tanah airnya kemudian
mempertahankannya.
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
A. Proses Masuknya Agama Islam
ke Indonesia Masuknya
agama Islam ke Indonesia hingga kini dengan pasti. Tetapi ada 2 pendapat yang
umumnya diterima.
I.
Abad ke- 7 M
- Catatan sejarah kerajaan Cina : Menurut catatan ini, Pada zaman Dinasti Tang terdapat orang-orang ta-shih* untuk menyerang kerajaan Holing.
- Berita Chou Ku-Fei : Menurut berita ini, di daerah Indonesia saat itu terdapat dua tempat yang menjadi komunitas orang ta-shih*, yaitu fo-lo-an dan sumatera.
- Berita Jepang : Berita ini
menceritakan perjalanan pendeta Kanshin ke Indonesia. Dalam berita
tersebut dikemukakan bahwa pada masa itu di Kanton terdapat kapal-kapal Po-sse*
dan Ta-shih K-uo**.
(cat: *orang-orang Arab dan **bangsa melayu)
II. Abad ke- 13M
- Catatan perjalanan Marco Polo : Catatan ini mengisahkan perjalanan Marco Polo ke Sumatera bagian utara. Pada saat itu, Marco Polo sempat singgah ke Kerajaan Islam Samudera Pasai dalam pelayarannya kembali ke Eropa dari Cina.
- Berita Ibn Battutah : Pendapat ini mendukung serta batu nisan Sultan Malik as-salih ditemukan di Sumatera Utara barangka tahun Ramadan 676H. Sultan Malik as-salih dikenal sebagai seorang pengajar taswuf.
Golongan
pembawa agama Islam di Indonesia adalah kaum pedagang. Hal itu sangat efisien
karena pada masa itu pelayaran dan perdagangan Internasional snagat berkembang.
Sehingga daerah yang terlebih dahulu memeluk agama islam adalah daerah pesisir.
Selain itu, kaum mubalig atau guru agama juga dating untuk mengajarkan dan
menyebarkan agama islam. Mereka mendirikan banyak pesantren yang mencetak
kader-kader ulama atau gur agama local. Golongan lain yang juga disebut sebagai
pembawa agama islam adalah penganut tasawuf (kaum sufi).
Di
Indonesian terdapat dua kelompok besar masyarakat penerima agama islam, yaitu
golongan elite (para, bangasawan, dan penguasa) dan golongan wong
cilik (golongan lapisan bawah). Disamping sebagi penguasa politik, golongan
elite juga mempunyai peranan dalam menentukan kebijakan-kebijakan perdagangan
dan pelayaran. Di antara golongan elite tersebut terdapat pula para pemilik
saham dan pemegang monopoli dagang atau pelayaran.
B. Cara-Cara Masuknya Islam ke Indonesia Masuknya islam di Indonesia pada umumnya berjalan damai. Secara umum, Islam masuk ke Indonesia dengan cara-cara berikut ini.
B. Cara-Cara Masuknya Islam ke Indonesia Masuknya islam di Indonesia pada umumnya berjalan damai. Secara umum, Islam masuk ke Indonesia dengan cara-cara berikut ini.
- Perdagangan : Masuknya islam ke Indonesia terjadi pada tahap awal, yaitu sejalan dengan ramainya lalu lintas perdagangan laut pada abad ke-7M hingga abad ke-16M. pedagang muslim yang berdagang ke Indonesia makin banyak sehingga akhirnya membentuk pemukiman yang disebut pekojan.
- Perkawinan
Para pedagang Islam yang dating ke Indonesia banyak yang menikah dengan wanita pribumi. Wanita-wanita pribumu yang beragama islam diminta mengucapkan syahadat sebagai tanda menerima Islam sebagai agamanya. Melalui proses seperti ini, kelompok mereka makin besar dan lambat laun berkembang dari komunitas kecil menjadi kerajaan-kerajaan Islam. - Pendidikan
Penyebaran Islam melalui pendidikan, dilakukan melalui pesantren-pesantren, khususnya oleh para kiai. Disamping mengajar di pesantren-pesantren, para kiai sering kali menjadi penasihat para raja atau bangsawan. - Tasawuf
Tasawuf adalah ajaran atau cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Bebrapa tokoh tasawuf yang terkenal adalah Hamzah fansuru, syamsudin, Syekh abdul shamad, dan Nuruddin ar-Raniri. - Kesenian
Penyebaran agama islam di Indonesia terlihat pula dalm kesenian Islam. Hasil-hasil ini dapat pula dilihat pada bangunan masjid-masjid kuno di Demak, Cirebon, Banten, dan aceh.
SECARA
UMUM, masuknya Islam ke Indonesia
melalui 3 cara yaitu Perdagangan,
social (perkawinan), dan pengajaran.
C. Perkembangan Islam di
Indonesia Kerjaan Samudera Pasai adalah
kerajaan islam pertama di Indonesia. Saat itu, Pasai menjadi pusat perdagangan
yang banyak disinggahi para pedagang dari berbagi Negara, namu perananan malaka
dapat membuat turun Samudera Pasai. Pada abad ke-14, Malaka telah tumbuh
menjadi pusat perdagangan terbesar di Asia Tenggara.
Perkembangan Islam di Pulau Jawa relative cepat seiring dengan semakin lemahnya Kerajaan Majapahit. Factor yang menyebabkan agama islam dapat cepat berkembang dengan cepat di Indonesia. Diantaranya sebagai berikut.
Perkembangan Islam di Pulau Jawa relative cepat seiring dengan semakin lemahnya Kerajaan Majapahit. Factor yang menyebabkan agama islam dapat cepat berkembang dengan cepat di Indonesia. Diantaranya sebagai berikut.
- Syarat untuk masuk agama islam sangatlah udah. Sesorang hanya butuh mengucapkan kalimat syahadat. Dengan begitu secara resmi orang tersebut sudah masuk agama Islam.
- Agama Islam tidak mengenal system kasta. Setiap anggota masyarakat mempunyai kedudukan yang sama di mata Allah SWT.
- Penyebaran agama Islam dilakukan dengan jalan yang relative damai(tanpa melalui kekerasan).
- Sifat bangsa Indonesia yang ramah tamah member peluang untuk bergaul lebih erat dengan bangsa lain.
- Upacara-upacara keagamaan dalam Islam lebih sederhana.
Perkembangan Islam di bebrapa
wilayah di Indonesia sekitar abad ke-12 hingga abad ke-16 adalah sebagai
berikut.
1. Pulau Sumatera
Pada abad ke-7M daerah Sumatera bagian utara adalah pusat perdagang rempah-rempah yanmg sangat ramai. Letak pelabuhanyang strategis untuk menunggu datangnya angin musim dari timur Laut yang menuju ke barat. Dalam selang waktu tersebut, para pedagang Arab kemudian ikut menyebarkan agama islam.
Di Sumatera bagian selatan, kemunduran kerajaan Budha Sriwijaya pada abad ke-13M, dimanfaatkan oleh Kerajaan Samudera Pasai untuk muncul sebagai kekuatan ekonomi baru. Jalur perdagangan di Selat Malaka semakin ramai dan berkembang dari kerajaan Samudera Pasai kea rah Malaka dan Pulau Jawa.
Pada abad ke-7M daerah Sumatera bagian utara adalah pusat perdagang rempah-rempah yanmg sangat ramai. Letak pelabuhanyang strategis untuk menunggu datangnya angin musim dari timur Laut yang menuju ke barat. Dalam selang waktu tersebut, para pedagang Arab kemudian ikut menyebarkan agama islam.
Di Sumatera bagian selatan, kemunduran kerajaan Budha Sriwijaya pada abad ke-13M, dimanfaatkan oleh Kerajaan Samudera Pasai untuk muncul sebagai kekuatan ekonomi baru. Jalur perdagangan di Selat Malaka semakin ramai dan berkembang dari kerajaan Samudera Pasai kea rah Malaka dan Pulau Jawa.
2. Pulau Jawa
Penyebaran agama Islam di Pulau Jawa diperkirakan dari malaka. Namun, kapan tepatnya tidak diketahui dengan pasti. Bukti tertua tentang agama Islam di Pulau jawa dari batu nisan Fatimah binti Maimun di Leran, Gresik, yang berangka tahun 1082M. Namun, hal ini belum berarti bahwa saat itu Islam ssudah masuk di daerah Jawa Timur. Setelah akhir abad ke-13M bukti-bukti islamisasi sudah banyak ditemukan di Pulau Jawa seperti, beberapa batu nisan di Troloyo, Trowulan, dan Gresik.
Pada saat kerajaan Majapahit mengalami masa kemunduran, di awal abad ke-15M, kota-kota pelabuhan seperti Tuban dan Gresik muncul sebgai pusat penyebaran agama Islam. Dari kedua kota ini pengaruh agama Islam menyebar hingga ke kota-kota pelabuhan bagian Timur Indonesia sepertii, Maluku. Dan menyebar ke daerah pesisir utara Jawa Barat seperti Cirebon, Sunda Kelapa, dan Banten sangat potensial sebagai daerah pemasarn hasil bumi.
Penyebaran agama Islam di Pulau Jawa diperkirakan dari malaka. Namun, kapan tepatnya tidak diketahui dengan pasti. Bukti tertua tentang agama Islam di Pulau jawa dari batu nisan Fatimah binti Maimun di Leran, Gresik, yang berangka tahun 1082M. Namun, hal ini belum berarti bahwa saat itu Islam ssudah masuk di daerah Jawa Timur. Setelah akhir abad ke-13M bukti-bukti islamisasi sudah banyak ditemukan di Pulau Jawa seperti, beberapa batu nisan di Troloyo, Trowulan, dan Gresik.
Pada saat kerajaan Majapahit mengalami masa kemunduran, di awal abad ke-15M, kota-kota pelabuhan seperti Tuban dan Gresik muncul sebgai pusat penyebaran agama Islam. Dari kedua kota ini pengaruh agama Islam menyebar hingga ke kota-kota pelabuhan bagian Timur Indonesia sepertii, Maluku. Dan menyebar ke daerah pesisir utara Jawa Barat seperti Cirebon, Sunda Kelapa, dan Banten sangat potensial sebagai daerah pemasarn hasil bumi.
3. Pulau Kalimantan, Maluku, dan Sulawesi
Penyebaran Islam di Pulau Kalimantan dapat diketahui dari Hikayat Banjar milik Kerajaan Banjar. Islamisasi di daerah ini dilatarbelakangi oleh adanya kepentingan politik Kerajaan Demak dalam konflik antara Kerajaan Banjar dan Kerajaan Daha.
Sementara itu, penyebaran agama islam di daerah Maluku dan Sulawesi berjalan damai. Proses ini tidak dapat dipisahkan dari terjalinnya hubungan dan pelayaran internasional Malaka-Jawa-Maluku. Pengaruh agama Islam diperkirakan masuk ke Maluku pada abad ke-14M. adapun di Sulawesi, terutama bagian selatan, agama islam diperkirakan masuk pada abad ke-16M. di daerah ini islamisasi terjadi melalui konversi pusat kekuasaan (istana/keratin). Konversi agama dijalankan dengan pust kekuasaan yang telah ada.
Penyebaran Islam di Pulau Kalimantan dapat diketahui dari Hikayat Banjar milik Kerajaan Banjar. Islamisasi di daerah ini dilatarbelakangi oleh adanya kepentingan politik Kerajaan Demak dalam konflik antara Kerajaan Banjar dan Kerajaan Daha.
Sementara itu, penyebaran agama islam di daerah Maluku dan Sulawesi berjalan damai. Proses ini tidak dapat dipisahkan dari terjalinnya hubungan dan pelayaran internasional Malaka-Jawa-Maluku. Pengaruh agama Islam diperkirakan masuk ke Maluku pada abad ke-14M. adapun di Sulawesi, terutama bagian selatan, agama islam diperkirakan masuk pada abad ke-16M. di daerah ini islamisasi terjadi melalui konversi pusat kekuasaan (istana/keratin). Konversi agama dijalankan dengan pust kekuasaan yang telah ada.
KERAJAAN-
KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
A. Kerajaan
Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai didirikan pada abad ke-11 M oleh Meurah Khair. Kerajaan ini terletak di pesisir timur laut Aceh. Dalam catatan sejarah, kerajaan ini merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Penguasa kerajaan Samudra Pasaio terdiri atas dua dinasti. Dinasti pertama adalah dinasti Meurah Khair dan dinasti kedua adalah Dinasti Meurah Silu. Perhatikan uraian berikut.
Kerajaan Samudra Pasai didirikan pada abad ke-11 M oleh Meurah Khair. Kerajaan ini terletak di pesisir timur laut Aceh. Dalam catatan sejarah, kerajaan ini merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Penguasa kerajaan Samudra Pasaio terdiri atas dua dinasti. Dinasti pertama adalah dinasti Meurah Khair dan dinasti kedua adalah Dinasti Meurah Silu. Perhatikan uraian berikut.
1. Dinasti Meurah
Khair
adalah Pendiri dan raja pertama Krajaan Samudra Pasai bergelar maharaja Muhmud
Syah (1042-1078 M). Pengganti Meurah Khair adalah Mansyur Syah yang berkuasa dari tahun 1078-1133 M. kemudian Giyasuddin Syah tahun 1133-1155 M.
berikutnya adalah Meurah Noe yang
bergelar Nurudin tahun 1155-1210 M.
Raja ini dikenal juga dengan sebutan tengku Samudra atau Sultan Nazimuddin
al-Kamil. Sultan ini sebenarnya berasal dari Mesir yang ditugaskan sebagai
laksmana untuk merebut pelabuhan di Gujarat. Raja ini tdak memiliki keturunan
sehingga pada saat ia wafat, Kerajaan Samudra Pasai dilanda kekacauan karena
perebutan kekuasaan.
2. Dinasti Meurah
Silu bergelar
Sultan Maiik as-Saleh (1286-1297 M).
Ia keturunan Raja Perlak (sekarang Malaysia) yang mendirikan dinasti kedua di
Kerajaan Samudra Pasai. Sistem pemerintahan kerajaan dan angkatan perang laut
serta darat sudah terstruktur rapi. Kerajaan mengalami kemakmuran terutama
setelah pelabuhan Pasai di buka. Hubungan Kerajaan Samudra Pasai dan Perlak
berjalan harmonis. Meurah Silu memperkukuh hubungan ini dengan menikahi puteri
Ganggang Sari, anak Raja Perlak. Meurah Silu berhasil memperkuat pengaruh
kerajaan Samudra Pasai di Pantai timur Aceh dan berkembang menjadi kerajaan
perdagangan yang kuat di Selat Malaka.
Selengkapnya, raja-raja yang memerintah di Kerajaan Samudra Pasai adalah sebagai berikut.
Selengkapnya, raja-raja yang memerintah di Kerajaan Samudra Pasai adalah sebagai berikut.
1. Sultan
Malik as-Shaleh1285-1297 M 4.
Sultan Mansur Malik Zahir1345-1346 M
2. Sultan Muhammad Malik Zahir1297-1326 M 5. Sultan Ahmad Malik Zahir1346- 1383 M
3. Sultan Mahmud Malik Zahir1326-1345 M 6. Sultan Zainal Abidin1383-1403
2. Sultan Muhammad Malik Zahir1297-1326 M 5. Sultan Ahmad Malik Zahir1346- 1383 M
3. Sultan Mahmud Malik Zahir1326-1345 M 6. Sultan Zainal Abidin1383-1403
3. Sultan Zainal
Abidin (1383-1405 M), kekuasaan meliputi daerah Kedah di
Semenanjung Malaya (buktinya terdapat pada sebuah batu nisan di Menyetujuh
Pasai, Kedah). Sultan Zainal Abidin sangat aktif menyebarkan pengaruh Islam ke
Pulau jawa dan Sulawesi dengan mengirim ahli-ahli dakwah seperti Maulana Malik
Ibrahim dan Maulana Ishak.
Kehidupan
perekonomian Samudra Pasai didasarkan pada perdangan nasional dan
internasional. Letak kerajaan yang sangat setrategis di Selat Malaka
menyebabkan pelabuhan Samudra Pasai ramai dikunjungi pedagang. Pada perkembangannya,
Kerajaan Samudra Pasai bahkan menyaingi kebesaran Kerajaan Sriwijaya yang saat
itu mengalami kemunduran.
Bukti kemakmuran kerajaan Samudra Pasai adalah adanya cerita dari Tome Pires, seorang pelancong Portugis. Pires menyatakan bahwa pada saat itu Samudra Pasai terdapat mata uang drama (dirham) yang bentuknya kecil. Ia juga menyatakan bahwa setiap kapal yang membawa barang dari barat dikenakan pajak 6%.
Bukti kemakmuran kerajaan Samudra Pasai adalah adanya cerita dari Tome Pires, seorang pelancong Portugis. Pires menyatakan bahwa pada saat itu Samudra Pasai terdapat mata uang drama (dirham) yang bentuknya kecil. Ia juga menyatakan bahwa setiap kapal yang membawa barang dari barat dikenakan pajak 6%.
Perkembangan
Kerajaan Samudra Pasai sebagai kerajaan Islam yang besar ditunjang dengan
diberlakukannya hokum atau syariah Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Kehudupan masyarakat selain bernapaskan Islam juga memperlihatkan
kemiripan dengan masyarakat Timur Tengah yang berdagang di samudra Pasai
menularkan cara hidup khas Timur Tengah.
Walaupun kehidupan sosial masyarakat Samudra Pasai diwarnai oleh ajaran Islam, tetapi tidak banyak ditemuka peninggalan budaya Islam. Kalaupun ada, peniggalan tersebut bukan berasal dari Kerajaan Samudra Pasai sendiri. Silsilah raja-raja Pasai misalnya, ditemukan pada silsilah Tawarikh Raja Aceh atau batu nisan Ratu pasai dari Gujarat.
Walaupun kehidupan sosial masyarakat Samudra Pasai diwarnai oleh ajaran Islam, tetapi tidak banyak ditemuka peninggalan budaya Islam. Kalaupun ada, peniggalan tersebut bukan berasal dari Kerajaan Samudra Pasai sendiri. Silsilah raja-raja Pasai misalnya, ditemukan pada silsilah Tawarikh Raja Aceh atau batu nisan Ratu pasai dari Gujarat.
B. Kerajaan Malaka
Kerajaan Malaka merupakan sebuah kerajaanIslam yang menguasai wilayah Semenanjung Malaka dan Riau. Raja-raja yang memerintah kerajaan malaka adalah sebagai berikut.
Kerajaan Malaka merupakan sebuah kerajaanIslam yang menguasai wilayah Semenanjung Malaka dan Riau. Raja-raja yang memerintah kerajaan malaka adalah sebagai berikut.
1.
Iskandar
Syah (1396-1414)
: merupakan raja pertama, Kerajaan
Malaka berkembang sebagai salah satu kerajaan Islam terbesar yang disegani
kerajaan lain disekitarnya.
2.
Muhammad
Iskandar Syah : merupakan putra mahkota Kerajaan Malaka yang naik
tahta mengantikan ayahnya, Iskandar Syah. Begitu berkuasa, ia melanjutka
cita-cita ayahnya untuk memperluas wilayah kekuasaan kerajaan malaka. Ia
berhasil menguasai wilayah semenanjung Malaya.
Selama memerintah Malaka, Muhammad Iskandar Syah berhsil memajukan bidang perdagangan dan pelayaran. Ia juga berhasil menguasaijalur perdagangan di kawasan Selat Malaka dengan taktik perkawinan putrid raja Kerajaan Samudra Pasai dengan tujuan menundukkan Kerajaan Samudra Pasai secara politis. Setelah mendapatkan kekuasan poitik Kerajaan Samudra Pasai, ia baru menguasai wilayah perdagangan di sekitarnya. Muhammad Iskandar Syah berkuasa dari tahun 1414 hingga 1424 M.
Selama memerintah Malaka, Muhammad Iskandar Syah berhsil memajukan bidang perdagangan dan pelayaran. Ia juga berhasil menguasaijalur perdagangan di kawasan Selat Malaka dengan taktik perkawinan putrid raja Kerajaan Samudra Pasai dengan tujuan menundukkan Kerajaan Samudra Pasai secara politis. Setelah mendapatkan kekuasan poitik Kerajaan Samudra Pasai, ia baru menguasai wilayah perdagangan di sekitarnya. Muhammad Iskandar Syah berkuasa dari tahun 1414 hingga 1424 M.
3.
Sultan
Muzafar Syah memerintah Kerajaan Malaka dari tahun 1424 hinga
1458 M. Ia menggantikan Muhammad Iskandar Syah setelah menyingkirkan dari tahta
Kerajaan Malaka melalui sebuah kemelut politik. Setelah menguasai tahta
kerajaan, Muzafar Syah mempergunakan gelar Sultan yang merupakan gelar
raja-raja dalam kerajaan Islam.
Sumber sejarah tentang Sultan Muzafar Syah menyebutkan bahwa pada masa kekuasaannya, Kerajaan Malaka mendapat serangan dari kerajaan Siam. Namun, serangan ini berhasil digagalkan oleh Kerajaan malaka. Keberhasilan menghadapi serangan Kerajaan Siam ini selanjutnya makin mengukuhkan kebesaran kerajaan Malaka sebagai penguasa jalur pelayaran Selat Malaka. Pada kurun pemerintahannya, Sultan Muzafar Syah juga berhasil memperluas daerah kekuasaannya hingga kePahan, Indragiri, dan Kampar.
Sumber sejarah tentang Sultan Muzafar Syah menyebutkan bahwa pada masa kekuasaannya, Kerajaan Malaka mendapat serangan dari kerajaan Siam. Namun, serangan ini berhasil digagalkan oleh Kerajaan malaka. Keberhasilan menghadapi serangan Kerajaan Siam ini selanjutnya makin mengukuhkan kebesaran kerajaan Malaka sebagai penguasa jalur pelayaran Selat Malaka. Pada kurun pemerintahannya, Sultan Muzafar Syah juga berhasil memperluas daerah kekuasaannya hingga kePahan, Indragiri, dan Kampar.
4.
Sultan
Mansyur Syah
Setelah Sultan Muzafar Syah wafat, ia digantikan oleh putranya Sultan mansyur Syah. Pada maa pemerintahannya, Kerajaan Malaka berhasil menguasai Kerajaan Siam sebagaibagian taktik memperluas wilayah kekuasaa dan mengukuhkankebesarannya diantara kerajaan-kerajaan lain disekitarnya.
Namun demikian, sultan mansyur Syah tidak menyerang Kerajaan samudra Pasai yang merupakan kerajaan Islam. Hal ini merupakan salah satu kebijakan politik Sultan mansyur Syah untuk menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan Islam yang ada di sekitarnya. Sultan Mansyur Syah berkuasa dari tahun 1458 hingga 1477 M.
Setelah Sultan Muzafar Syah wafat, ia digantikan oleh putranya Sultan mansyur Syah. Pada maa pemerintahannya, Kerajaan Malaka berhasil menguasai Kerajaan Siam sebagaibagian taktik memperluas wilayah kekuasaa dan mengukuhkankebesarannya diantara kerajaan-kerajaan lain disekitarnya.
Namun demikian, sultan mansyur Syah tidak menyerang Kerajaan samudra Pasai yang merupakan kerajaan Islam. Hal ini merupakan salah satu kebijakan politik Sultan mansyur Syah untuk menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan Islam yang ada di sekitarnya. Sultan Mansyur Syah berkuasa dari tahun 1458 hingga 1477 M.
5.
Sultan
Alahusin Syah
Setelah Sultan Mansyur Syah wafat, ia digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Alahudin Syah. Pada masa pemerintahannya, perekonomian Kerajaan malaka dalam kondisi cukup stabil. Arus perdagangan dan pelayaran disekitar Pelabuhan Malaka masih cukup ramai. Sebagai pusat perdagangan di wilayah Asia Tenggara, Kerajaan malaka masih menduduki peran yang strategis.
Namun secara politis, selama masa pemerintahan Sultan Alaudin Syah Kerajaan Malaka bias dikatakan mengalami kemunduran. Banyak daerah takhlukan Kerajaan Malaka yang melepaskan diri. Perang dan pemberontakan terjadi di benyak kerajaan di bawah kekuasaan Kerajaan Malaka. Sultan Alaudin Syah berkuasa dari tahun 1477 hingga 1488 M.
Setelah Sultan Mansyur Syah wafat, ia digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Alahudin Syah. Pada masa pemerintahannya, perekonomian Kerajaan malaka dalam kondisi cukup stabil. Arus perdagangan dan pelayaran disekitar Pelabuhan Malaka masih cukup ramai. Sebagai pusat perdagangan di wilayah Asia Tenggara, Kerajaan malaka masih menduduki peran yang strategis.
Namun secara politis, selama masa pemerintahan Sultan Alaudin Syah Kerajaan Malaka bias dikatakan mengalami kemunduran. Banyak daerah takhlukan Kerajaan Malaka yang melepaskan diri. Perang dan pemberontakan terjadi di benyak kerajaan di bawah kekuasaan Kerajaan Malaka. Sultan Alaudin Syah berkuasa dari tahun 1477 hingga 1488 M.
6.
Sultan Mahmud
Syah : mengantikan ayahnya, Sultan Alaudin
Syah yang meninggal pada tahu 1488 M.
a.Kerajaan
Malaka mengalami kemunduran baik secara politik maupun ekonomi.
Secara politik, kekuasaan Kerajaan Malaka hanya tinggal mencakup wilayah utama Semenanjung Malaka. Daerah-daerah lain telah memisahkan diri dan enjadi kerajaan-kerajaan yang berdiri sendiri. Dalam kondisi yang makin lemah pada tahun 1511 M,
Secara politik, kekuasaan Kerajaan Malaka hanya tinggal mencakup wilayah utama Semenanjung Malaka. Daerah-daerah lain telah memisahkan diri dan enjadi kerajaan-kerajaan yang berdiri sendiri. Dalam kondisi yang makin lemah pada tahun 1511 M,
b.armada
perang bangsa portugis yang dipimpin oleh Afonso d’Alburquerque akhirnya
berhasil menguasai dan menakhlukan Kerajaan Malaka.
c. Secara
ekonomi, peran malaka slanjunya diambil alih oleh Kerajaan banten yang memiliki
pelabuhan di tepi Selat Sunda. Atifitas perdagangan dan pelayaran berpindah ke
banten karena armada Portugis telah menguasai wilayah Kerajaan Malaka dan
menegakkan pajak yang sangat timggi bagi setiap kapal yang melewati selat
Malaka.
d.Kehidupan
ekonomi kerajaan Malaka sangat bertumpu pada sector perdagangan dan pelayaran.
Kedua sector ini berkembang pesat karena didukung oleh letak Kerajaan Malaka
yang strategis, yaitu tepat di tepi Selat Malaka. Untuk mendukung aktivitas
perdagangan dan pelayaran, dibangunlah Pelabuhan Malaka yang menjadi pintu
masuk kapal-kapal dagang asing menuju kewilayah Indonesia.
e.Kerajaan
Malaka merupakan kerajaan maritim yang mengandalkan pemasukan Negara dari
sector kelautan. Wilayah strategis dan struktur masyarakat yang kebanyakan
bekerja sebagai pedagang dan nelayan menyebabkan kehidupan sosial masyarakat
sangat dipengaruhi oleh pola hidup maritime.
f. Dalam
pola hidup seperti ini, pedagang dan nelayan Kerajaan Malaka memiliki status
sosial dan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan petani. Namun demikian,
strata sosial ekonomi tetap didukung oleh kaum bangsawan, yaitu keluarga raja
serta bawahannya, disusul pemimpin pelabuhan dan para ulama.
g.Kehidupan
sosial masyarakat Kerajaan Malaka diatur oleh undang-undang kerajaan yang harus
ditaati oleh semua golongan. Bahkan untuk para pedagang, terdapat undang-undang
yang juga harus dipatuhi dan dilaksanakan. Aturan mengenai hokum pelayaran,
masuk dan keluar pelabuhan internasional misalnya, sudah diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat Malaka.
h.Dalam
kehidupan sehari-hari, masyarakat Kerajaan Malaka mempergunakan bahasa Melayu
sebagai bahasa pengantar dan bahasa pergaulan (lingua franca). Karena fungsinya
yang sangat penting, bahasa Melayu dengan cepat berkembang sebagi bahasa
Internasional dalam hubungan niaga di wilayah Asia Tenggara.
i. Kerajaan
Malaka sangat dipengaruhi oleh budaya Melayu dan budaya Islam. Hal ini wajar
terutama karena dua alas an. Pertama, letak Kerajaan Malaka berada di
Semenanjung Malaya tempat asal rumpun bangsa Melayu. Kedua, adanya pengaruh
agama Islam yang dibawa oleh para pedagang Islam dari Gujarat dan Persia.
j. Dengan
pengaruh dua budaya ini, Kerajaan Malaka memiliki corak kebudayaan egaliter,
terbuka, demokratis, dan menghargai kebudayaan lain. Salah satu kisah dalam
budaya masyarakat Kerajaan Malaka yang sangat terkenal adalah hikayat
kepahlawanan Laksamana Hang Tuah. Laksamana Hang Tuah merupakan salah seorang
laksamana Kerajaan Malaka yang begitu bersajapada masa pemerintahan Sultan
Mansyur Syah.
k. Adapun
agama yang dianut sebagian besar rakyat Krajaan Malaka adalah agama Islam.
Agama Islam bahkan dijadikan agama Negara oleh pendiri kerajaan ini, yaitu
Iskandar Syah. Dalam kehidupan sehari-hari, pengaruh ajaran agama Islam tampak
menonjol dalam perilaku masyarakat Kerajaan Malaka.
C. Kerajaan Aceh
Darussalam
Munculnya
Kerajaan aceh Darussalam tidak lepas darikeberadaan Kerajaan Samudra Pasai.
Sebagai pusat penyebaran agama Islam, berdirinya Kerajaan Samudra Pasai
mengilhaminyaberdirinya Kerajaan Aceh Darussalam pada tahun 1511 M. Kerajaan
Aceh Darussalam berlokasi di daerah hulu Pulau Sumatra, atau ujung pantai Aceh
yang disebut sebagai Aceh Besar.
Raja pertama Kerajaan aceh Darussalam adalah Sultan Ali Mugayat Syah. Setelah Sultan Ali Mugayat Syah wafat, takhta Kerajaan Aceh Darussalam beralih pada putranya yang kemudian bergelar Sultan Salahudin. Sayangnya, keadaan pemerintahan kurang mendapat perhatian raja sehingga selama masa pemerintahannya Aceh Darussalam mengalami kemunduran drastis.
Raja pertama Kerajaan aceh Darussalam adalah Sultan Ali Mugayat Syah. Setelah Sultan Ali Mugayat Syah wafat, takhta Kerajaan Aceh Darussalam beralih pada putranya yang kemudian bergelar Sultan Salahudin. Sayangnya, keadaan pemerintahan kurang mendapat perhatian raja sehingga selama masa pemerintahannya Aceh Darussalam mengalami kemunduran drastis.
1. Sultan
Alauddin Ri’ayat Syah al-Qahar (1537-1568)
Sultan Alauddin adalah saudara Sultan Salahuddin. Ia merebut kekuasaan karena lemahnya pemerintah Sultan Salahuddin. Selama memerintah, Sultan Alaudin mengadakan perbaikan kondisi kerajaan dan perluasan wilayah, antara lain ke Kerajaan Aru. Usahanya merebut Malaka dari Portugis mengalami kegagalan.
Sultan Alaudin juga aktif menyebarkan pengaruh Islam dengan mengirim banyak ahli dakwah ke Pulau Jawa. Salah satunya adalah Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Ia adalah seorang ulama Aceh keturunan raja Samudra Pasai yang dikirim ke Gresik, Jawa Timur.
Sayangnya, setelah Sultan Alaudin Meninggal, Kerajaan Aceh Darussalam kembali mengalami kemunduran. Hal ini terjadi akibat pergolakan politik internal dan pemberontakan yang berlangsung cukup lama.
Sultan Alauddin adalah saudara Sultan Salahuddin. Ia merebut kekuasaan karena lemahnya pemerintah Sultan Salahuddin. Selama memerintah, Sultan Alaudin mengadakan perbaikan kondisi kerajaan dan perluasan wilayah, antara lain ke Kerajaan Aru. Usahanya merebut Malaka dari Portugis mengalami kegagalan.
Sultan Alaudin juga aktif menyebarkan pengaruh Islam dengan mengirim banyak ahli dakwah ke Pulau Jawa. Salah satunya adalah Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Ia adalah seorang ulama Aceh keturunan raja Samudra Pasai yang dikirim ke Gresik, Jawa Timur.
Sayangnya, setelah Sultan Alaudin Meninggal, Kerajaan Aceh Darussalam kembali mengalami kemunduran. Hal ini terjadi akibat pergolakan politik internal dan pemberontakan yang berlangsung cukup lama.
2. Sultan
Iskandar Muda/Darma Wangsa Perkasa Alam Syah (1607-1636)
a.Selama
massa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Kerajaan aceh Darussalam kembali
mengalami perkembangan pesat dan mencapai masa keemasan. Kerajaan Aceh
Darussalam pada masa itu tumbuh menjadi kerajaan besar yang berhasil menguasai
jalur perdagangan alternative. Keberhasilan ini mampu menyaingi monopoli
perdagangan Portugis di Kerajaan Malaka.Pelabuhan Aceh hanya berdagang dengan
bangsa tertentu dan membina hubngan yang sangat baik dengan pedagang-pedagang
dari Asia.
Wilayah kekuasaan kerajaan Aceh Darussalam pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda makin Luas. Daerah-daerah di mSemenanjung Malaya yang sekarang dikenal sebagai Malaysia, dahulu adalah bagian wilayah takhlukan Kerajaan Aceh Darussalam. Dengan penguasaan daerah-daerah ini jalur perdagangan alternative yang diciptakan Aceh melalui pantai barat Sumatra menjadi Sangat Ramai.
Wilayah kekuasaan kerajaan Aceh Darussalam pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda makin Luas. Daerah-daerah di mSemenanjung Malaya yang sekarang dikenal sebagai Malaysia, dahulu adalah bagian wilayah takhlukan Kerajaan Aceh Darussalam. Dengan penguasaan daerah-daerah ini jalur perdagangan alternative yang diciptakan Aceh melalui pantai barat Sumatra menjadi Sangat Ramai.
b.Struktur
pemerintah Kerajaan Aceh Darussalam dibentuk oleh Sultan Iskandar Muda. Pada
dasarnya struktur kekuasaan Kerajaan aceh Darussalam terbagi menjadi dua
wilayah, yaitu kekuasaan oleh kaum bangsawan dan alim ulama. Dalam kekuasaan
kebangsawanan, wilayah Kerajaan aceh Darussalam terbagi dalam daerah-daerah
kehulubalangan yang dikepalai oleh uleebalang.
Sultan Iskandar Muda adalah seorang penguasa yang taat beragama. Oleh karena itu, perkembangan agama Islam di Kerajaan Aceh Darussalam sangat pesat. Sayangnya, perkembangan perkembangan pesat ini tidak berlanjut setelah wafatnyaIskandar Muda. Kerajaan Aceh Darussalam bahkan mengalami kemunduran.
Sultan Iskandar Muda adalah seorang penguasa yang taat beragama. Oleh karena itu, perkembangan agama Islam di Kerajaan Aceh Darussalam sangat pesat. Sayangnya, perkembangan perkembangan pesat ini tidak berlanjut setelah wafatnyaIskandar Muda. Kerajaan Aceh Darussalam bahkan mengalami kemunduran.
c. Setelah
Sultan Iskandar Muda
Menantu Iskandar Muda yang bergelar Sultan Iskandar Sani, naik tahta pada tahun 1636. pada massa itu, Sultan Iskandar Sani menerapkan kebijakan yang lebih lunak dari pada Sultan Iskandar Muda. Hal ini menyebabkan daerah-daerah takhlukan melepaskan diri satu persatu. Pemerintahan Iskandar Sani tidak berlangsung lama karena wafat pada tahun 1641. pemerintahan Kerajaan Aceh Darussalam akhirnya dilanjutkan oleh Putri Sri Alam Permaisuri, putri Sultan Iskandar Muda, yang bergelar Sultanah Tajul Alam Safaituddin Syah (1641-1675 M). Sultanah adalah gelar untuk ratu Kerajaan Aceh Darussalam. Selama 59 tahun berikutnya Kerajaan Aceh Darussalam dipimpin oleh para ratu.
Menantu Iskandar Muda yang bergelar Sultan Iskandar Sani, naik tahta pada tahun 1636. pada massa itu, Sultan Iskandar Sani menerapkan kebijakan yang lebih lunak dari pada Sultan Iskandar Muda. Hal ini menyebabkan daerah-daerah takhlukan melepaskan diri satu persatu. Pemerintahan Iskandar Sani tidak berlangsung lama karena wafat pada tahun 1641. pemerintahan Kerajaan Aceh Darussalam akhirnya dilanjutkan oleh Putri Sri Alam Permaisuri, putri Sultan Iskandar Muda, yang bergelar Sultanah Tajul Alam Safaituddin Syah (1641-1675 M). Sultanah adalah gelar untuk ratu Kerajaan Aceh Darussalam. Selama 59 tahun berikutnya Kerajaan Aceh Darussalam dipimpin oleh para ratu.
d.Setelah
wafatnya Sultan Iskandar Muda, secara perlahan Kerajaan Aceh Darussalam
mengalami kemunduran. Hal ini karena raja-raja setelah Sultan Iskandar MUda
tidak mampu mempertahankan wilayah Aceh yang sangat luas. Terjadi perpecahan
antar kelompok dalam masyarakat Aceh yaitu antara golongan ulama (tengku) dan
golongan bangsawan (teuku). Perpecahan nini dipacu oleh golongan bangsawan yang
lebih dekat dengan penjajah colonial Belanda lemahnya control pemerintah pusat
menyebabkan banyak daerah yang ditakhlukan pada masa pemerintahan Iskandar Muda
melepaskan diri. Daerah-daerah tersebut antara lain adalah Johor, Pahang,
Perlak, Minangkabu, dan Siak, yang kemudian berkembang menjadi kerajaan-kerajaan
kecil yang otonom.
e.Setelah
mengalami pemberontakan dan kekacauan besar pada abad ke -16M, perekonomian
Kerajaan Aceh Darussalam berangsur-angsur membaik. Selama pemerintahan Sultan
Iskandar Muda, kegiatan perdagangan rempah-remoah sangat berkembang. Apalagi,
Aceh Darussalam kemudian melakukan ekspansi ke Semananjung Malaya yang kaya
akan barang tambang timah dan hasil perkebunan lada. Aceh Darussalam menjadi
produsen rempah-rempah yang sangat terkenal dikalangan pedagang. Selain lada
dan timah, kegiatan ekspor-impor Aceh juga meliputi perdagangan beras, emas,
perak, tekstil, porselen, dan minyak wangi.
f. Masyarakat
Kerajaan Aceh Darussalam hidup dengan perpaduan dua dasar aturan bermasyarakat,
yaitu istiadat tradisional dan ajaran agama Islam. Ajaran Islam berhasil
meresap dalam kehidupan masyarakat Kerajaan Aceh Darussalam dan memengaruhi
hubugan antar individu atau kelompok. Kedua dasar peraturan bermasyarakat Aceh
Darussalam ini bahkan tidak dapat dipisahkan.
Walaupun ajaran agama Islam berkembang luas di Kerajaan Aceh Darussalam, system kemasyarakatan yang terbentuk mtetap bersifat feodalistis. Masyarakat Kerajaan Aceh Darussalam memiliki kaum bangsawan yang memiliki gelar teuku. Karena pesatnya perkembangan Islam di Kerajaan Aceh Darussalam, dalam masyarakan Kerajaan Aceh Darussalam juga berkembang kaum ulama yang diberi gelar tengku. Kedua anatr kelompok ini selalu terlibat persaingan pengaruh dalam masyarakat. Akibatnya, Kerajaan Aceh Darussalam makin lemah. Perkembangan bermacam-macam aliran Islam yang masuk ke Kerajaan Aceh Darussalam juga menimbulkan pertentangan. Pertentangan ini terutama terjadi antara aliran Syiah dan aliran Ahlus-Sunnah Wal-Jamaah.
Walaupun ajaran agama Islam berkembang luas di Kerajaan Aceh Darussalam, system kemasyarakatan yang terbentuk mtetap bersifat feodalistis. Masyarakat Kerajaan Aceh Darussalam memiliki kaum bangsawan yang memiliki gelar teuku. Karena pesatnya perkembangan Islam di Kerajaan Aceh Darussalam, dalam masyarakan Kerajaan Aceh Darussalam juga berkembang kaum ulama yang diberi gelar tengku. Kedua anatr kelompok ini selalu terlibat persaingan pengaruh dalam masyarakat. Akibatnya, Kerajaan Aceh Darussalam makin lemah. Perkembangan bermacam-macam aliran Islam yang masuk ke Kerajaan Aceh Darussalam juga menimbulkan pertentangan. Pertentangan ini terutama terjadi antara aliran Syiah dan aliran Ahlus-Sunnah Wal-Jamaah.
g.Kaum
perempuan dalam masyarakat Aceh Darussalam dihormati dan diperlakukan sederajat
dengan kaum laki-laki. Kaum perempuan berpartisipasi aktif dalam pertahanan
kerajaan dan dihormati dalam masyarakat Aceh Darussalam. Dalam pernikahan, kaum
perempuan tetap memiliki hartanya sendiri yang ia bawa sebelum menikah. Kaum
laki-laki juga harus meminta persetujuan istri untuk bercerai. Para putri raja
seperti Sultanah Tajul Alam tetap mendapat pendidikan ketatanegaraan seperti layaknya
putra saja. Sekolahan-sekolahan dan angkatan perang untuk perempuan dibentuk
dan disempurnakan pada massa pemerintahan Sultanah Tajul Alam.
Sebagai akibat berkembangnya pengaruh ajaran Islm di Kerajaan Aceh Darussalam, kebudayaan setempat juga mendapat pengaruh kebudayan Islam. Pada nassa pemerintahan Sultan Iskandar sani, terdapat dua orang sastrawan terkanal, yaitu Nurrudin ar-Raniri dan Hamzah fansurin. Kesusastraan Aceh Darussalam eperti Bustanussalatin dan hkayat Putrou Gumbok Meuh menunjukkan besarnya pengaruh agama Islm dalam sanjak khas Aceh Darussalam.
Sebagai akibat berkembangnya pengaruh ajaran Islm di Kerajaan Aceh Darussalam, kebudayaan setempat juga mendapat pengaruh kebudayan Islam. Pada nassa pemerintahan Sultan Iskandar sani, terdapat dua orang sastrawan terkanal, yaitu Nurrudin ar-Raniri dan Hamzah fansurin. Kesusastraan Aceh Darussalam eperti Bustanussalatin dan hkayat Putrou Gumbok Meuh menunjukkan besarnya pengaruh agama Islm dalam sanjak khas Aceh Darussalam.
D. Kerajaan Demak
1.
Berdirinya
Kerajaan Demak dilator belakangi oleh melemahnya penerintah Kerajaan Majapahit
atas daerah-daerah pesisir utara Jawa. Daerah-daerah pesisir seperti Tuban dan
Cirebon sudah mendapat pengaruh Islam. Dukungan daerah perdagangan yang kuat
ini sangat berpengaruh bagi pendirian Demak sebagai kerajaan Islam yang merdeka
dari Majapahit.
2.
Raja pertama
Kerajaan Demak adalah Raden Patah. Ia memerintah dari tahun 1500-1518 M. Pada
masa pemerintahannya, agama Islam mengalami perkembangan pesat. Hal ini
dimungkinkan karena gencarnya kegiatan dakwah yang dilakukan oleh para wali dan
bantuan dari daerah-daerah pesisir seperti Tuban dan Cirebon.
3.
Raden Patah
bergelar senopati Jimbun Ngabdurrahman Panembahan Sayidin Panatagama. Pangkat
Raden Patah sebagai raja Demak dipimpin langsung oleh Sunan ampel Denta dan
didukung oleh anggota wali lainnya. Pada masa pemerintahannyawilayah Kerajaan
demak meliputi daerah Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi dan beberapa
daerah di Kalimantan. Pada masa pemerintahannya juga, dibangun Masjid Agung
Demak yang dibantu oleh para wali dan sunan sahabat Demak.
4.
Pada waktu
Kerajaan Malaka jatuh ke tangan Portugis tahun 1511 M, Raden Patah merasa
berkewajiban untuk membantu. Jatuhnya Kerajaan Malaka berarti putusnya jalur
perdagangan nasional. Untuk itu, ia mengirimkan putranya, Pati Unus untuk
menyerang Portugis di Malaka. Namun usaha itu tidak berhasil Setelah Raden
Patah meninggal pada tahun 1518, ia digantikan oleh putranya Pati Unus. Namun,
Pati Unus hanya memerintah tidak lebih tiga tahun. Ia meninggal dunia tahun
1522 dalam usaha mengusir Portugis dari Kerajaan Malaka. Saudaranya Sultan
Trenggono, akhirnya menjadi Raja Demak ketiga dan merupakan raja Demak
terbesar. Sultan Trenggonodilantik menjadi raja demak oleh Sunan Gnung Jati. Ia
memereintah Demak dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin.
5.
Pada masa
pemerintahan Sultan Trenggono, Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaannya,
agama Islam berkembang lebih luas lagi. Sultan Trenggono mengirim fatahillah ke
Banten. Dalam perjalanan ke Banten, Fatahillah singgah di Cirebon untuk menemui
Syarif Hidayatullah. Bersama-sama dengan pasukan Kesultanan cirebon Fatahillah
kemudian dapat menakhlukan Banten dan Pajajaran.
Sultan Trenggono juga berusaha memperluas daerah kekuasaannya sampai ke Jawa Tengah bagian selatan dan Jawa Timur. Namun, dalam usahanya menguasai pasuruan pada tahun 1546, Sultan Trenggono akhirnya gugursebelum sempat menguasai Pasuruan dan Blambangan.
Sultan Trenggono juga berusaha memperluas daerah kekuasaannya sampai ke Jawa Tengah bagian selatan dan Jawa Timur. Namun, dalam usahanya menguasai pasuruan pada tahun 1546, Sultan Trenggono akhirnya gugursebelum sempat menguasai Pasuruan dan Blambangan.
6.
Setelah
wafatnya Sultan Trenggono, Kerajaan Demak mulai mengalami kemunduran karena
terjadi perebutan kekuasaan. Perebutan takhta Kerajaan Demak ini terjadi antara
Sunan Prawoto dan Arya Penangsang. Arya Penangsang adalah Bupati Jipang
(sekarang Bojonegoro) yang merasa lebih berhak atas takhta Kerajaan Demak.
Perebutan kekuasaan ini berkembang menjadi konflik berdarah dengan terbunuhnya
Sunan Prawoto oleh Aryo Penabgsang. Aryo Penangsang juga membunuh adik Sunan
Prawoto yaitu Pangeran Hadiri.
Namun usaha Arya Penangsang menjadi Sultan Demak dihalangi oleh Jaka Tingkir, menantu Sultan Trenggono. Jaka Tingkir mendapat dukungan dari para tetua Demak, yaitu ki Gede Pemanahan dan ki Penjawi. Konflik berdarah ini akhirnya berkembang menjadi perang saudara. Dalam pertempuran itu, Arya Pengsang terbunuh sehingga takhta Kerajaan Demak jatuh ketangan Jaka Tingkir.
Namun usaha Arya Penangsang menjadi Sultan Demak dihalangi oleh Jaka Tingkir, menantu Sultan Trenggono. Jaka Tingkir mendapat dukungan dari para tetua Demak, yaitu ki Gede Pemanahan dan ki Penjawi. Konflik berdarah ini akhirnya berkembang menjadi perang saudara. Dalam pertempuran itu, Arya Pengsang terbunuh sehingga takhta Kerajaan Demak jatuh ketangan Jaka Tingkir.
7.
Setelah
terjadi perang saudara, Jaka Tingkir menjadi raja Kerajaan Demak dengan gelar
Sultan Hadiwijaya. Ia kemudian memindahkan pusat Kerajaan Demak ke daerah
Pajang. Walaupun sebenarnya sudah menjadi kerajaan baru, Kerajaan Pajang masih
mengakui sebagai penerus Kerajaan Demak. Bentuk keratin Kerajaan Pajang pun
mencontoh bentuk keratin Kerajaan Demak. Di dalam keratin Kerajaan Pajang juga
disimpan pusaka Kerajaan Demak sebagai lambing keturunan langsung raja-raja
demak.
Sebagai tanda terimakasih kepada Ki Gede Pemanahan yang telah mendukungnya, Sultan Hadiwijaya memberikan sebauah daerah Perdikan (otonom) yang disebut Mataram. Ki Gede Pemanahan kemudian menjadi penguasa Mataram dan disebut Ki Gede Mataram.
Selama masa pemerintahannya, Sultan hadiwijaya memperluas bekas wilayan Kerajaan Demak. Daerah-daerah baru yang dikuasainya adalah Blora, Kediri, dan Madiun. Sultan Hadiwijaya wafat pada tahun 1587 M.
Sebagai tanda terimakasih kepada Ki Gede Pemanahan yang telah mendukungnya, Sultan Hadiwijaya memberikan sebauah daerah Perdikan (otonom) yang disebut Mataram. Ki Gede Pemanahan kemudian menjadi penguasa Mataram dan disebut Ki Gede Mataram.
Selama masa pemerintahannya, Sultan hadiwijaya memperluas bekas wilayan Kerajaan Demak. Daerah-daerah baru yang dikuasainya adalah Blora, Kediri, dan Madiun. Sultan Hadiwijaya wafat pada tahun 1587 M.
8.
Penganti
Sultan Hadiwijaya bukanlah putranya yakni, Pangeran Benawa melainkan putra
Sunan Prawoto, Aria Pangiri. Pangeran benawa sendiri diangkat sebagai penguasa
daerah Jipang. Pangeran Benawa kurang puas dengan keputusan ini. Apalagi
pemerintahan Aria Pangir I di Pajang juga dikelilingi oleh para bekas kerajaan
Demak. Pangeran Benawa kemudian meminta bantuan kepada Sutawijaya, putra Ki
Ageng Mataram untuk merebut kembali takhta Kerajaan Pajang.
Pada tahun 1588, Sutawijaya dan Pangeran Benawa berhasil merebut kembaki takhta Kerajaan Pajang. Benawa kemudian menyerahkan hak kuasanya pada Sutawijaya secara simbolis melalui penyerahan pusaka pajang pada Sutawijaya. Dengan demikian, pajang menjadi bagian kekuasaan Kerajaan Mataram.
Pada tahun 1588, Sutawijaya dan Pangeran Benawa berhasil merebut kembaki takhta Kerajaan Pajang. Benawa kemudian menyerahkan hak kuasanya pada Sutawijaya secara simbolis melalui penyerahan pusaka pajang pada Sutawijaya. Dengan demikian, pajang menjadi bagian kekuasaan Kerajaan Mataram.
9.
Kerajaan Demak
membangun basis perekonomiannya dari pertanian yang menghasilkan bahan pangan
pokok seperti beras. Basis perekonomian ini kemudian berkembang setelah
Kerajaan Demak memperluas wilayahnya dengan menakhlukan banyak pelabuhan
penting di pantai utara jawa seperti Jepara, Tuban, Sedayu, dan Gresik. Dengan
menguasai pelabuhan-pelabuhan ini Kerajaan Demak memulai perannya sebagai
pelabuhan penghubung (transit). Jalur perdagangan pun terbentuk, dengan proses
Pelabuhan Malaka, Demak, Makasar. Setelah Malaka dikuasai Portugis, arus jalur
perdagangan yang salami ini ramai melewati Demak menjadi sepi, karena pelayaran
harus menyusuri pantai barat Sumatra. Usaha Demak untuk merebut Malaka pada tahun
1513 M mengalami kegagalan.
10. Pengruh
budaya dan agama Islam terbesar luas di Kerajaan Demak berkat bantuan para
wali. Para wali sangat aktif menyebarkan pengaruh Islam tidak hanya di Pulau
Jawa tetapi juga daerah lain seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan maluku.
Salah satu paninggalan v adalah Masjid Demak yang salah satu tiang utamanya
dalah terbuat dari pecahan kayu-kayu dan disebut Soko Tatal. Selain itu,
tradisi Demak yang masih berkembang hingga saat ini khususnya di Yogyakarta dan
Cirebon adalah Sekaten. Tradisi ini diciptakan oleh Sunan Kalijaga untuk
menarik sebanyak mungkin masyarakat Demak agar memeluk agama Islam.
E. Kerajaan
Banten
1.
Kerajaan
Banten meliputi wilayah sebelah barat pantai Jawa sampai ke Lampung. Daerah ini
sebelumnya merupakan daerah tetangga Kerajaan Pajajaran yang dalam Crita
Parahyangan dikenal dengan nama Wahanten Girang. Peletak dasar Kerajaan Banten
adalah Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Pada tahun 1526 M, Syarif
Hidayatullah menguasai bagian barat pantai utara Jawa tersebut untuk
menundukkan Kerajaan Pajajaran. Daerah Kerajaan Banten menjadi batu loncatan
untuk menguasai Pajajaran dari barat dan timur.
2.
Kerajaan
Banten dijadikan sebagai basis penyerangan kerajaan Demak dan Cirebon untuk
menguasai Kerajaan Pajajaran dan pelabuhan Sunda Kelapa. Penyerangan ke
Kerajaan Pajajaran dikarenkan penolakan Kerajaan Pajajaran atas usaha
penyebaran agama Islam. Selain itu, kerajan Pajajaran juga menolak mengakui
kekuasan Kerajaan Demak atas Pajajaran.
3.
Meskipun
pelabuhan Sunda Kelapa berhasil dikuasai pada tahun 1527, namun Kerajaan Banten
masih tetap menjadi daerah kekuasan Kerajaan demak. Ketika Sultan hadiwijaya
berkuasa di Demak, Kerajaan Banten baru menjadi kesultanan yang merdeka dari
Kerajaan Demak. Raja pertamanya adalah putra syarif Hidayatullah, Maulana
hasanudin.
4.
Pada masa
pemerintahannya (1552-1570), penyiaran agama Islam dan hubungan perdagangan
berkembang luas. Penguasaan v Kerajaan Banten atas Lampung dan Selat Sunda
sangat penting bagi kegiatan perdagangan Banten. Dari kegiatan perdagangan ini
Kerajaan Banten dan mendapat pajak lintas perairan. Hasanudin juga menjalin
persahabatan yang erat dengan Kerajaan Indrapura di Sumatra. Hubungan
diplomatik ini diperkuat melalui pernikahan politik antara Hasanuddin dengan
putrid raja Indrapura.
5.
Penguasa
Kerajaan Banten selanjutnya adalah Maulana Yusuf. Ia memimpin Kerajaan Banten
dari tahun 1570-1580 M. selama sembilan tahun dibawah pimpinan Maulana Yusuf,
Kerajaan Banten berusaha menakhlukkan Pakuan, ibu kota Kerajaan Pajajaran.
Daerah kekuasaan Pajajaran lainnya telah berhasil diduduki kecuali Pakuan. Baru
pada tahun 1579, banten berhasil menakhlukkan Pakuan. Para bangsawan Kerajaan
Pajajaran yang bersedia masuk Islam dapat memepertahankan jabatan dan gelarnya.
6.
Setelah
Maulana Yusuf wafat pada tahun 1580, takhta Kerajaan Banten dipegang oleh Maulana
Muhammad, putranya yang masih berumur 9 tahun. Karena masih sangat muda,
kekuasaan pemerintahan dijalankan oleh sebuah badan perwakilan yang terdiri
dari Kali (Jaksa Agung) dan empat menteri. Badan perwakilan ini berkuasa sampai
Maulana Muhammad cukup umur untuk memerintah.
Pada tahun 1596, Banten melancarkan serangan terhadap Kerajaan Palembang, dipimpin langsung oleh Maulana Muhammmad. Penyerangan ini bertujuan untuk melancarkan jalur perdagangan hasil bumi dan rempah-rempah dari Sumatra. Sayangnya, penyerbuan ini tidak berhasil dan Maulana Muahammad gugur.
Pada tahun 1596, Banten melancarkan serangan terhadap Kerajaan Palembang, dipimpin langsung oleh Maulana Muhammmad. Penyerangan ini bertujuan untuk melancarkan jalur perdagangan hasil bumi dan rempah-rempah dari Sumatra. Sayangnya, penyerbuan ini tidak berhasil dan Maulana Muahammad gugur.
7.
Gugurnya
Maulana Muhammad menyebabkan kosongnya takhta Kerajan Banten. Adapun putra
Maulana Muhammad yang bernama Abu Mufakir masih berusia 5 bulan. Pemerintahan
Banten untuk sementara dijalankan oleh badan perwakilanyang diketuani
Jayanegara (wali Kerajaan) dan Nyai Emban Rangkung (Pengasuh Pangeran). Pada
masa inilah, armada dagang Belanda pertama kali tiba di Kerajaan Banten dan di
pimpin oleh Cornelis Houtman.
8.
Abu mufakir
baru resmi menjalankan kekuasaan pada tahun 1596. tahun 1638, khalifah Mekah
memberi gelar Sultan pada Abu Mufakir. Abu Mufakir wafat pada tahun 1651.
putranya meneruskan pemerintahan Banten dengan gelar Sultan Abu Ma’ali Ahmad
Rahmatullah, tetapi tidak lama keudian ia wafat.
9.
Sultan Ageng
Tirtayasa.
Di bawah pemerintahanya, Kerajaan Banten berhasil mencapai
kejayaannya.
10. Menyadari
kekuatan militer Kerajaan Banten yang tidak seimbang dengan Belanda,Sultan
Ageng Tirtayasa menghentikan takhtik konfrontasi langsung. Sebagai gantinya, ia
memerintahkan perampokan dan perusakan perkebunan tebu Belanda serta berusaha
menyaingi perdagangan Belanda.
11. Pada
tahun 1671, Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat putra mahkotanya, Sultan Abdul
Kahar atau Sultan Haji sebagai Raja Muda. Pemerintahan sehari-hari dijalankan
oleh Sultan Haji, sementara Sultan Ageng Tirtayasa tetap mengawasi.
Ternyata selama memerintah, Sultan Haji cenderung bersahabat dengan VOC. VOC memanfaatkan kesempatan ini untuk mempengaruhi kebijakan pemerintahan Sultan Haji. Sultan Ageng Tirtayasa tidak menyetujui hubungan baik Sultan Haji dengan belanda dan berniat mencabut kembali mandate takhta Kerajaan Banten sehingga timbul persengketaan dan perang saudara. Akibat pengkhianatan ini, pada tahun 1683 Sultan Ageng Tirtayasa berhasil di tangkap dan dipenjarakan oleh Belanda di Batavia. Sultan Ageng Tirtayasa akhirnya wafatpada tahun 1692 dan Kerajaan Banten menjadi kerajaan boneka di bawah kendali Belanda.
Ternyata selama memerintah, Sultan Haji cenderung bersahabat dengan VOC. VOC memanfaatkan kesempatan ini untuk mempengaruhi kebijakan pemerintahan Sultan Haji. Sultan Ageng Tirtayasa tidak menyetujui hubungan baik Sultan Haji dengan belanda dan berniat mencabut kembali mandate takhta Kerajaan Banten sehingga timbul persengketaan dan perang saudara. Akibat pengkhianatan ini, pada tahun 1683 Sultan Ageng Tirtayasa berhasil di tangkap dan dipenjarakan oleh Belanda di Batavia. Sultan Ageng Tirtayasa akhirnya wafatpada tahun 1692 dan Kerajaan Banten menjadi kerajaan boneka di bawah kendali Belanda.
12. Kehidupan
perekonomian masyarakat Kerajaan Banten berpusat pada pedagangan dan
perkebunan. Tanah Jawa Barat yang subur menjamin hasil pertanian berupa padi
yang melimpah. Raja pertama banten kemudian memperkenalkan budi daya lada yang
harganya sangat mahal jika dijual. Banten juga tidak hanya mengandalkan
perdagangan hasil pertanian dan perkebunanBanten sendiri. Banyak hasil
perdagangan, pertanian dan perkebunan dari luar Banten yang diimpor melalui
Pelabuhan Banten.
13. Letak
Banten sangat strategis karena terbentang dari Jawa Barat samapi Lampung.
Banten secara otomatis menguasai jalur perdagangan Selat Sunda. Pelabuhan
Banten menjadi tempat transit alternative yang ramai setelah Pelabuhan Malaka
dikuasai Portugis. Jalur perdagangan melalui Selat Sunda menjadi sangat ramai.
Terutama karena Kerajaan Banten menerapkan system perdagangan bebas.
Perlahan-perlahan perdagangan monopoli Portugis di Kerajaan Malaka menjadi
sepi.
14. Ramainya
pelabuhan Banten dan Sunda Kelapa menyebabkan tumbunya banyak perkampungan dari
suku dan bangsa luar Pualu Jawa. Perkampungan-perkampungan ini hidup sesuai
dengan tradisi penduduk yang mendiaminya. Selain berdasr etnis,
perkampungan-perkampungan baru berdasrkan profesi tertentu juga tumbuh di
Kerajaan Banten.
15. Perkampungan-perkampungan
etnis dan profesi ini dapat berkembang bebas walaupu mayarakat Banten
menerapkam hokum dan adapt berdasarkan ajaran Islam. Penduduk Kerajaan
Pajajaran yang tidak mau menganut ajaran Islam mengasingkan diri ke pedalaman
Jawa Barat. Mereka disebut Suku Baduy. Mereka menerapkan system kepercayaan
yang disebut Pasundan kawitan. Pasundan Kawitan atau pasundan yang pertama
adalah perpaduan agama Hindu dengan kepercayaan tradisional Suku Sunda.
Dengan banyaknya perkampungan asing di Kerajaan Banten, agama islam bukanlah satu-satunya pengaruh yang memperkaya kehidupan masyarakat Kerajaan Banten. Sayangnya, peninggalan-peninggalan budaya dari Kerajaan Banten tidak banyak ditemukan. Namun demikian, pengaruh agama Islam dalam seni bangunan Banten dapat dilihat pada bangunan Masjid Agung Banten dan kompleks Makam Raja-Raja Banten di Kenari.
Dengan banyaknya perkampungan asing di Kerajaan Banten, agama islam bukanlah satu-satunya pengaruh yang memperkaya kehidupan masyarakat Kerajaan Banten. Sayangnya, peninggalan-peninggalan budaya dari Kerajaan Banten tidak banyak ditemukan. Namun demikian, pengaruh agama Islam dalam seni bangunan Banten dapat dilihat pada bangunan Masjid Agung Banten dan kompleks Makam Raja-Raja Banten di Kenari.
F. Kerajaan
Mataram
1.
Pediri
Kerajaan Mataram adalah Sutawijaya,
memerintah dari tahun 1575-1601 M.
2.
Selanjunya
adalah Masjolang atau Panembahan Sedo Krapyak. memerintah dari tahun 1601-1613
M. pada masa pemerintahannya, Kerajaan Mataram terus menakhlukan daerah-daerah
pantay disekitarnya. Akan tetapi, ia gugur dalam usaha menyaukan Kerajaan
Mataram. Ia dimakamkan di daerah Krapyak, Yogyakarta.
3.
Sultan Agun
Hanyokrokusumo, memerintah di mataram dari tahun 1613
hingga 1645. Ia merupakan raja terbesar Kerajaan Mataram yang mempunyai
cita-cita menyatukan Pulau Jawa. Raja-raja pantai yang ingin melepaskan diri
berhasil ditundukkannya. Akan tetapi, semangat bahari Kerajaan Mataram yang
dulu begitu besar, pada masa Sultan Agung ini makin lemah sehingga pelayaran
dan perdagangan menjadi mundur. Pada tahun 1628 dan 1629, Sultan agung ingin
menuasai Batavia. Ia mengirim pasukan yang dipimpin leh baureksa dan dibantu
oleh Adipati Ukur serta Suro Agul-Agul. Namun usaha ini gagal. Sultan Agung
wafat pada tahun 1645 dan dimakamkan di Imogiri.
4.
Sultan Agung
digantikan oleh putranya yang bergelar Amangkurat I memerintah dari tahun 1645-1477 M.
Pada massa pemerintahannya, Kerajaan Mataram menjalin hbungan dengan Belanda.
Orang-oran Belanda diperkenankan membangun benteng di Kerajaan Mataram.
Namun, pendirian benteng tidak sewenagn-wenang belanda akhirnya menyulutkan rasa tidak puas dari beberapa kalangan di Kerajaan Mataram terhadap pemerintahan Amangkurat I. Diantaranya dari Pangeran Trunajay dari Madura.
Namun, pendirian benteng tidak sewenagn-wenang belanda akhirnya menyulutkan rasa tidak puas dari beberapa kalangan di Kerajaan Mataram terhadap pemerintahan Amangkurat I. Diantaranya dari Pangeran Trunajay dari Madura.
5.
Dengan dibantu
para bupati didaerah pesisir pantai , Pangeran Trunajaya melakukan
pemberontakan. Dalam peperangan di ibu kota Kerajaan Mataram, Amangkurat I menderita
luka-luka. Ia dilarikan ke Tegalwangi dan meninggl di sana. Pemberontakan itu
sendiri akhirnya dapat dipadamkan oleh Belanda.
6.
Raja
Amangkurat I digantikan oleh Amangkurat II. Ia memerintah dari tahun 1677-1703
M. Pada masa pemerintahannya, Belanda menguasai hamper sebagian besar wilayah
Kerajaan Mataram. Amangkurat II sendiri menyingkir ke daerah pedesaan dan
mendirikan ibu kota Kerajaan Mataram baru di desa Wonokerto yang diberi nama
Kartosuro. Amangkurat II meninggal pada tahun 1703.
7.
Setelah wafat
Amangkurat II, berdasarkan perjanjian Giyanti, Kerajaan Mataram terbagi dua
menjadi daerah kesultanan Yogyakarta atau Ngayogyakarta dan Kasuhunan
Surakarta. Kesultanan Yogyakarta diperintah oleh Raja mangkubumi yang bergelar
Hamengkubuwono I. Sedangkan kasuhunan Surakarta diperintah oleh Susuhan
Pakubuwono III.
8.
Pada tahun
1757, berdasarkan Perjanjian Salatiga, Kerajaan Mataram dipecah lagi mencadi
tiga daerah yaitu Kesultanan Yogyakarta, kasuhunan Surakarta dan Mangkunegara.
Daerah mangkunegara diperintah oleh Mas Said yang bergelar Pangeran Adipati
Arya Mangknegara. Pada tahun 1813 kesultanan Yogyakarta dibagi menjadi dua
kerajaan, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kerajaan Pakualaman. Kerajaan
Pakualaman diperintah oleh Paku Alam yang semula adipati Kesultanan Yogyakarta.
Dengan demkian, Kerajaan Mataram akhirnya terbagi menjadi empat Kerajaan kecil,
yaitu kesultanan Yogyakarta, Kasuhunan Surakarta, Kerajaan Mangkunegara, dan
Kerajaan Pakualaman.
9.
Pada zaman
Kerajaan Mataram ini, tumbuh pula kebudayaan Kejawen yang merupakan akulturasi
kebudayaan Jawa asli, Hindu, Budha, dan Islam. Upacara Grebeg, misalnya, adalah
upacara pemujaan roh nenek moyang berupa kenduri gunungan yang merupakan
tradisi sejak zaman Kerajaan Mataram. Perayaan ini biasanya jatuh pada
hari-hari besar Islam, sehingga timbul istilah Grebeg Syawal pada hari raya
Idul fitri dan Grebeg Maulid pada bulan Raiul Awal.
G. Kerajaan Gowa
dan Tallo
1.
Kerajaan Gowa
dan Tallo
adalah dua kerajaan yang terletak di Sulawesi Selatan dan saling berhubungan
baik. Benyak orang kemudian mengenal keduanya sebagai Kerajaan Makassar.
Makassar sebenarnya adalah ibu kota Gowa yng juga disebut Ujungpandang (Makassar).
2.
Karena
letaknya yang strategis di perairan timur Indonesia, yaitu didaerah semenanjung
barat daya Sulawesi, Kerajaan Makassar merupakan kerajaan maritime yang
terkenal. Sebagi penghasil rempah-rempah, Kerajaan Makassar membentuk
jalurperdagangan laut Nusantara yang sangat terkenal pada Abad 16 hingga 17 M.
Kerajaan Makassar juga memiliki hubungan diplomatis yang baik dengan Kerajaan
Ternate di Maluku.
3.
Sebelum abad
ke- 16 M, raja-raja Makassar belum memeluk agama islam. Baru setelah kedatangan
Dato’ Ri banding, seorang penyiar Islam dari Sumatra, Makassar berkembang
menjadi kerajaan Islam.
4.
Sultan
Alaudin
adalah Raja Makassar pertama yang memeluk agama Islam. Ia berkuasa dari tahun
1591 sampai 1638. Sebelumnya, Sultan Alaudin bernama asli Karaeng Ma’towaja
Tumamenenga ri Agamanna. Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Makassar
berkembang menjadi kerajaan Maritim. Para pelaut Makassar mengembangkan
perahu-perahu layer jenis Pinisi dan Lambo. Dengan majunya perdagangan,
kehidupan masyarakat Kerajaan Makassar menjadi sejahtera.
5.
Setelah Sultan
Alaudin wafat, Kerajaan Makassar dipimpin oleh Muhammad Said
(1639-1653). Sayangnya catatan-catatan sejarah mengenai masa pemerintahan
Muhammad Said kurang banyak ditemukan. Setelah Muhammad Said,
6.
Raja Makassar
berikutnya adalah Sultan Hasanudin. Sultan Hasanudin berkuasa
sejak tahun 1653. Masa pemerintahan Sultan Hasanudin menjadi masa gemilang
Kerajaan Makassar. Selain memajukan perdagangan, Sultan Hasanudin juga
mengadakan ekspansi wilayah.
7.
Dibawah
pemerintahannya, Kerajaan Makassar berhasil menguasai
kerajaan-kerajaan kecil di Sulawesi Selatan, yaitu Luwu, Wajo, Soppeng, dan
Bone. Setelah keberhasilan tersebut, Sultan Hasanuddin juga berniat menjdikan
Kerajaan Makassar sebagai penguasa tunggal di jalur perdagangan Indonesia
bagian timur. Unntuk itu, Sultan Hasanudin harus mengahadapi kekuatan armada
VOC Belanda sebelum dapat menguasai Maluku. Maluku yang kaya akan lada masih
dikuasai oleh Belanda. Pertempuran sering terjadi antara Kerajaan Makassar dan
Belanda. Akibatnya kegiatan perdagangan Belanda dengan Batavia terganggu.
Keberanian Hasanuddin untuk menantang Belanda menyebabkan ia dijuluki sebagai
Ayam Jantan dari Timur.
8.
Belanda
bersekutu dengan Raja Bone, yaitu Aru (Tuan) Palaka. Aru Palakabersedia
membantu Belanda dengan syarat bahwa Kerajaan Bone diberikan kemerdekaan. Pada
tahun 1667, Belanda dengan bantuan Kerajaan Bone berhasil menekan Makassar
untuk menyetujui Perjanjian Bongaya. Perjanjian ini berisi tiga buah
kesepakatan, yaitu VOC mendapat hak monopoli dagang di Makassar, belanda dapat
mendirikan benteng Rotterdam di Makassar, Makassar harus melepaskan daerah yang
dikuasainya seperti Bone dan Soppeng serta mengakui Aru Palaka sebagai Raja
Bone.
Setelah Sultan Hasanuddin turun takhta pada tahun 1669, Mapasomba, putranya berusaha meneruskan perjuangan melawan Belanda. Belanda yang sangat mengharapkan tindakan kooperatif dari Mapasomba, harus mempersiapkan armada perang. Pasukan Kerajaan Makassar akhirnya berhasil dipukul mundur oleh Belanda. Dengan demikian, Makassar dan jalur perdagangannya dikuasai oleh Belanda.
Seperti juga mayoritas kerajaan-kerajaan Islamdi Nusantara. Kerajaan Makassar adalah kerajaan maritime. Sebagai kerajaan dengan banyak kepulauan, para pelaut Makassar terkenal sangat tangguh. Mereka bahkan merajai jalur pelayaran Nusantara.
Setelah Sultan Hasanuddin turun takhta pada tahun 1669, Mapasomba, putranya berusaha meneruskan perjuangan melawan Belanda. Belanda yang sangat mengharapkan tindakan kooperatif dari Mapasomba, harus mempersiapkan armada perang. Pasukan Kerajaan Makassar akhirnya berhasil dipukul mundur oleh Belanda. Dengan demikian, Makassar dan jalur perdagangannya dikuasai oleh Belanda.
Seperti juga mayoritas kerajaan-kerajaan Islamdi Nusantara. Kerajaan Makassar adalah kerajaan maritime. Sebagai kerajaan dengan banyak kepulauan, para pelaut Makassar terkenal sangat tangguh. Mereka bahkan merajai jalur pelayaran Nusantara.
9.
Hal ini
ditunjang juga oleh keahlian masyarakat Makassar mandisain berbagai bentuk
kapal yang kuat dan indah. Kapal-kapal seperti Pinisi, lambo, dan Padewalang
dapat mengarungi perairan Indonesia bahkan ke erbagai daerah di luar Indonesia,
seperti India dan Cina. Demi mengatur kegiatan perdagangan di wilayah kerajaan,
Makassar memiliki hokum perdagangan yang disebut Ade Allopiloping Bicaranna
Pabbahi’e.
10. Sementara
itu, letaknya yang berdekatan dengan pusat penghasil rempah-rempah, yaitu
Maluku, menyebabkan Kerajaan Makassar menjadi pelabuhan penyalur gudang
penyimpanan. Kondisi inilah yang menyebabkan Makassar berniat mengusir belanda
dari maluku pada permulaan abad ke-17 M.
Serupa dengan kerajaan-kerajaan Islam lainnya di Indonesia, Kerajaan Makassar juga mengadopsi hokum dam ajaran Islam dalam kehidupan bermasyarakat. Pemerintah Kerajaan Makassar juga aktif menjalin hubungan kerjasama antar kerajaan Islam, seperti Demak dan Malaka.
Serupa dengan kerajaan-kerajaan Islam lainnya di Indonesia, Kerajaan Makassar juga mengadopsi hokum dam ajaran Islam dalam kehidupan bermasyarakat. Pemerintah Kerajaan Makassar juga aktif menjalin hubungan kerjasama antar kerajaan Islam, seperti Demak dan Malaka.
11. Sebagai
bangsa maritime, masyarakat Makassarmemiliki keahlian membuat sarana pelayaran.
Kapal-kapal Makassar tidak hanya dibuat untuk berdagang, tetapi juga untuk
berperang di laut. Kapal-kapal khas Makassar seperti Pinisi bahkan masih
digunakan sampai sekarang. Tekhnologi perkapalan Makassar menunjukkan salah
satu sisi yang tampak dari kehidupan budaya Makassar yang cukup tinggi.
H. Kerajaan
Ternate dan Tidore.
Kerajan Ternate dan Tidore terletak di sebelah barat Pulau Halmahera, Maluku Utara. Kedua kerajaan ini masing-masing berpusat di Pulau Ternate dan Pulau Tidore. Wilayah kekuasaan kedua kerajaan ini meliputi Kepulauan Maluku dan sebagian Papua. Dari wilayah kerajaan ini banyak dihasilkan rempah-rempah, terutama cengkeh dan pala yang banyak dicari para pedagang internasional.
Pada abad ke-12 M, permintaan cengkeh dan pala dari Eropa makin meningkat. Hal ini menyebabkan dibutuhkannya perkebunan di daerah Pulau Buru, Seram, dan Ambon. Para pedaga
Kerajan Ternate dan Tidore terletak di sebelah barat Pulau Halmahera, Maluku Utara. Kedua kerajaan ini masing-masing berpusat di Pulau Ternate dan Pulau Tidore. Wilayah kekuasaan kedua kerajaan ini meliputi Kepulauan Maluku dan sebagian Papua. Dari wilayah kerajaan ini banyak dihasilkan rempah-rempah, terutama cengkeh dan pala yang banyak dicari para pedagang internasional.
Pada abad ke-12 M, permintaan cengkeh dan pala dari Eropa makin meningkat. Hal ini menyebabkan dibutuhkannya perkebunan di daerah Pulau Buru, Seram, dan Ambon. Para pedaga
Mengidentifikasi Para Tokoh dan
Perannya dalam Perkembangan Islam di Indonesia
Tokoh
yang berperan dalam Perkembangan Islam di Indonesia
1. Syekh Abdur Rauf Singkel
2. Walisongo
3. Muhammad Arsyad al Banjari
1. Syekh Abdur Rauf Singkel
2. Walisongo
3. Muhammad Arsyad al Banjari
Tokoh-tokoh yang berperan dalam
perkembangan Islam di Indonesia
Para Tokoh dan Perannya
dalam Perkembangan Islam di Indonesia
Para Tokoh dan Perannya
dalam Perkembangan Islam di Indonesia
1. Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari
Biografi
: Lahir Desa Lok Gabang Marta Pura Kalimanatan Selatan, 19 Maret 1710 M wafat
1812 M
Pendidikan : menempuh pendidikan di Mekkah dan Madinah selama 30 tahun
Hasil Karya : Mendirikan sistem pendidikan dengan nama Kampung dalam Pagar yang menjadi cikal bakal berdirinya pondok pesantren
Sistem pendidikan yang dikembangkan oleh Syekh Muhammad Irsyad Al Banjari adalah :
Pendidikan : menempuh pendidikan di Mekkah dan Madinah selama 30 tahun
Hasil Karya : Mendirikan sistem pendidikan dengan nama Kampung dalam Pagar yang menjadi cikal bakal berdirinya pondok pesantren
Sistem pendidikan yang dikembangkan oleh Syekh Muhammad Irsyad Al Banjari adalah :
a)Menciptakan
pendidikan Islam yang berada dalam satu kompleks,
b)
Menyediakan asrama bagi para santri,
c)
Membekali ketrampilan bertani bagi para santri disamping ilmu agama.
Mengarang berbagai kitab/buku : Sabilul Muhtadin yang berarti jalan bagi orang yang mendapat petunjuk. Mrpkn kitab yang paling monumental
2. Abdur Rauf Singkel
Mengarang berbagai kitab/buku : Sabilul Muhtadin yang berarti jalan bagi orang yang mendapat petunjuk. Mrpkn kitab yang paling monumental
2. Abdur Rauf Singkel
Biografi
: Nama asli Abdur Rauf bin Ali al Fansuri, Lahir di Singkil tahun 1615 wafat
1693 M
Pendidikan : Pendidikan awal di India kemudian ke Mekkah dan Madinah selama 19 tahun
Hasil Karya : Mendirikan tarekat Syatariyah di Indonesia
Mengarang berbagai kitab/buku : Umdat al-Muhtajin ila Suluk Maslak al-Mufradin (Karya di bidang Tasawuf), Mirat al-Turab fi Tashil Ma‘rifah al-Ahkam al-Syar‘iyyah li al-Malik al-Wahab (Karya di bidang Syariah), Tarjuman al-Mustafid (Karya di bidang tafsir), Syair Makrifat (karya di bidang Sastra), Sirat al-mustaqim (karya di bidang Fiqh)
Tasawuf. Dalam hal ini Ia mengemukakan konsep “hubungan ontologis antara Pencipta (Tuhan) dengan Ciptaannya, antara yang Satu dengan yang banyak, antara wujud dengan al maujudat” . Alam mrpkn wujud yang terikat pada sifat-sifat mumkinat/serba mungki.
Pendidikan : Pendidikan awal di India kemudian ke Mekkah dan Madinah selama 19 tahun
Hasil Karya : Mendirikan tarekat Syatariyah di Indonesia
Mengarang berbagai kitab/buku : Umdat al-Muhtajin ila Suluk Maslak al-Mufradin (Karya di bidang Tasawuf), Mirat al-Turab fi Tashil Ma‘rifah al-Ahkam al-Syar‘iyyah li al-Malik al-Wahab (Karya di bidang Syariah), Tarjuman al-Mustafid (Karya di bidang tafsir), Syair Makrifat (karya di bidang Sastra), Sirat al-mustaqim (karya di bidang Fiqh)
Tasawuf. Dalam hal ini Ia mengemukakan konsep “hubungan ontologis antara Pencipta (Tuhan) dengan Ciptaannya, antara yang Satu dengan yang banyak, antara wujud dengan al maujudat” . Alam mrpkn wujud yang terikat pada sifat-sifat mumkinat/serba mungki.
Abdur Rauf Singkel : berperan dalam pengembangan Islam di Sumatera terkenal sbg pendiri Tarikat Syatariyah
Muhammad Arsyad Al Banjari : berperan dalam pengembangan Islam di Kalimantan. (Pendiri Lembaga pendidikan : Madrasah / Kampung dalam Pagar)
Wali songo : berperan dalam pengembangan Islam di pulau Jawa.
Dato’ Ri Bandang : berperan dalam mengembangkan Islam di Silawesi.
Wali
Songo (Penyebar Islam di Jawa)
1. Maulana Malik Ibrahim
1. Maulana Malik Ibrahim
Nama
asli/kecil :Makdum Ibrahim As-Samarkandy
Tempat Lahir/asal : Samarkand (Timur Tengah)
Masa Hidup :1368 - 1419 M (abad 14 M)
Wilayah dakwah : daerah Leran Gresik
Metode dakwah : lewat perdagangan dan memberikan pengobatan kepada masyarakat yang membutuhkan secara gratis
Karya/peninggalan: Pemondokan di Leran Gresik
Tempat dimakamkan : Kampung Gapura Gresik, jawa Timur.
Tempat Lahir/asal : Samarkand (Timur Tengah)
Masa Hidup :1368 - 1419 M (abad 14 M)
Wilayah dakwah : daerah Leran Gresik
Metode dakwah : lewat perdagangan dan memberikan pengobatan kepada masyarakat yang membutuhkan secara gratis
Karya/peninggalan: Pemondokan di Leran Gresik
Tempat dimakamkan : Kampung Gapura Gresik, jawa Timur.
2.
Sunan Ampel
Nama
asli/kecil : Raden Rahmat
Tempat Lahir/Asal : Campa
Masa Hidup : 1401 – 1481 M
Wilayah dakwah : daerah Ampel Denta, Surabaya
Metode dakwah : memberikan pengajaran yang sederhana dan menyerukan untuk meninggalkan “Mo Limo” (moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon)
Karya/peninggalan: Pesantren Ampel Denta
Tempat dimakamkan : Sebelah barat masjid Ampel Surabaya
Tempat Lahir/Asal : Campa
Masa Hidup : 1401 – 1481 M
Wilayah dakwah : daerah Ampel Denta, Surabaya
Metode dakwah : memberikan pengajaran yang sederhana dan menyerukan untuk meninggalkan “Mo Limo” (moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon)
Karya/peninggalan: Pesantren Ampel Denta
Tempat dimakamkan : Sebelah barat masjid Ampel Surabaya
3.
Sunan Giri
Nama
asli/kecil : Raden Paku / Muhammad Ainul Yaqin / Jaka Samudra
Tempat Lahir/Asal :Blambangan / Banyuwangi
Masa Hidup : 1422 M
Wilayah dakwah : desa Sidomukti, selatan Gresik
Metode dakwah : lewat kesenian, gending dan permainan anak
Karya/peninggalan : permainan Jelungan, Jamuran,tembang lir-ilir, cublak suweng, gending Asmarandana dan Pucung.
Tempat dimakamkan : Giri kedaton
Tempat Lahir/Asal :Blambangan / Banyuwangi
Masa Hidup : 1422 M
Wilayah dakwah : desa Sidomukti, selatan Gresik
Metode dakwah : lewat kesenian, gending dan permainan anak
Karya/peninggalan : permainan Jelungan, Jamuran,tembang lir-ilir, cublak suweng, gending Asmarandana dan Pucung.
Tempat dimakamkan : Giri kedaton
4.
Sunan Bonang
Nama
asli/kecil : Raden Makdum Ibrahim
Tempat Lahir/Asal : Ampel Surabaya
Masa Hidup : 1465 – 1525 M
Wilayah dakwah : Kediri, Bonang, Tuban, lasem Rembang.
Metode dakwah : lewat pemikiran Filsafat, sastra, seni gamelan,
Karya/peninggalan: Suluk Wijil, Gamelan, tembang Tombo Ati.
Tempat dimakamkan : sebelah barat masjid Agung Tuban
Tempat Lahir/Asal : Ampel Surabaya
Masa Hidup : 1465 – 1525 M
Wilayah dakwah : Kediri, Bonang, Tuban, lasem Rembang.
Metode dakwah : lewat pemikiran Filsafat, sastra, seni gamelan,
Karya/peninggalan: Suluk Wijil, Gamelan, tembang Tombo Ati.
Tempat dimakamkan : sebelah barat masjid Agung Tuban
5.
Sunan Drajat
Nama asli/kecil : Raden Qosim / Raden Syaifuddin
Tempat Lahir/Asal : Ampel Surabaya
Masa Hidup : 1470 M
Wilayah dakwah : Pesisir Gresik, Lamongan
Metode dakwah/usaha Dakwah :
1. Memberi pertolongan pada masyarakat umum.
Nama asli/kecil : Raden Qosim / Raden Syaifuddin
Tempat Lahir/Asal : Ampel Surabaya
Masa Hidup : 1470 M
Wilayah dakwah : Pesisir Gresik, Lamongan
Metode dakwah/usaha Dakwah :
1. Memberi pertolongan pada masyarakat umum.
2.
Menyantuni anak yatim
3. Mengajak masyarakat untuk bergotong royong
3. Mengajak masyarakat untuk bergotong royong
4.
lewat kesenian
Karya/peninggalan : Suluk pituah "berilah tongkat pada si buta/beri makan pada yang lapar/beri pakaian pada yang telanjang'
Tempat dimakamkan : Desa Drajat, Paciran-Lamongan.
Karya/peninggalan : Suluk pituah "berilah tongkat pada si buta/beri makan pada yang lapar/beri pakaian pada yang telanjang'
Tempat dimakamkan : Desa Drajat, Paciran-Lamongan.
6.
Sunan kalijaga
Nama asli/kecil : Raden Said / Raden Abdurrahman
Tempat Lahir/Asal : Demak Jawa Tengah
Masa Hidup : 1450 – 1550 M
Wilayah dakwah : Pesisir Utara Jawa Tengah (Demak)
Metode dakwah : Lewat kesenian Wayang kulit, pemikiran filsafat.
Karya/peninggalan: Seni Wayang kulit, Tradisi Sekaten
Tempat dimakamkan : Kadilangu Demak
Nama asli/kecil : Raden Said / Raden Abdurrahman
Tempat Lahir/Asal : Demak Jawa Tengah
Masa Hidup : 1450 – 1550 M
Wilayah dakwah : Pesisir Utara Jawa Tengah (Demak)
Metode dakwah : Lewat kesenian Wayang kulit, pemikiran filsafat.
Karya/peninggalan: Seni Wayang kulit, Tradisi Sekaten
Tempat dimakamkan : Kadilangu Demak
7.
Sunan Kudus
Nama asli/kecil : Ja’far Shadiq
Tempat Lahir/Asal : Kudus
Masa Hidup :
Wilayah dakwah : daerah Kudus, Sragen, Gunung Kidul
Metode dakwah : lewat seni dan budaya (Memadukan Islam dengan budaya lokal)
Karya/peninggalan : ornamen bangunan masjid Kudus sebagai bentuk akulturasi antara Hindu dan Islam
Tempat dimakamkan : di Kudus
Nama asli/kecil : Ja’far Shadiq
Tempat Lahir/Asal : Kudus
Masa Hidup :
Wilayah dakwah : daerah Kudus, Sragen, Gunung Kidul
Metode dakwah : lewat seni dan budaya (Memadukan Islam dengan budaya lokal)
Karya/peninggalan : ornamen bangunan masjid Kudus sebagai bentuk akulturasi antara Hindu dan Islam
Tempat dimakamkan : di Kudus
8. Sunan Muria
Nama asli/kecil : Raden Prawoto
Tempat Lahir/Asal : Muria
Masa Hidup :
Wilayah dakwah : Jepara, Tayu, Juana hingga sekitar Kudus dan Pati
Metode dakwah : Lewat Seni, pertanian dan perdagangan
Karya/peninggalan : lagu Sinom dan Kinanti.
Tempat dimakamkan : Gunung Muria Kudus
9.
Sunan Gunung Jati
Nama asli/kecil : Syarif Hidayatullah
Tempat Lahir/Asal : Cirebon
Masa Hidup : 1448 - 1568 M
Wilayah dakwah : pesisir Cirebon, Pasundan atau Priangan, Banten
Metode dakwah : lewat kekuasaannya sebagai penguasa Pajajaran
Karya/peninggalan : Situs kerajaan Banten
Tempat dimakamkan : di daerah Gunung Sembung, Gunung Jati
Nama asli/kecil : Syarif Hidayatullah
Tempat Lahir/Asal : Cirebon
Masa Hidup : 1448 - 1568 M
Wilayah dakwah : pesisir Cirebon, Pasundan atau Priangan, Banten
Metode dakwah : lewat kekuasaannya sebagai penguasa Pajajaran
Karya/peninggalan : Situs kerajaan Banten
Tempat dimakamkan : di daerah Gunung Sembung, Gunung Jati
Terimakasih ya? sudah berbagi.sangat bermanfaat sekali.
BalasHapusTerimakasih ya? sudah berbagi.sangat bermanfaat sekali.
BalasHapusTerima kasih banyak!
BalasHapusmatursembah nuwun pak...
BalasHapusSYUKRON JAZAKILLAH KHAIRON KATSIRAN
BalasHapus