Intisari
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
Jenjang MTs Kelas VII-VIII-IX
Disusun Oleh :
SYARIF HIDAYAT, S.AG
NIP. 197602292005011002
Guru Rumpun Pendidikan Agama Islam
Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Moderrn Al-Azhary Ajibarang Banyumas
2015
MEMAHAMI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
A. Pengertian
Sejarah Kebudayaan Islam
1. Sejarah : Pengetahuan,
kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, seperti
riwayat dan tambo (di minangkabau).
2. Kebudayaan : berasal dari
kata Budi dan daya.
a.Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia budaya artinya adalah akal Budi atau pikiran, maksudnya
segala sesuatu yang berkenaan dengan budi karya manusia (hasil).
b.
Menurut Edward B. Taylor, kebudayaan
adalah seluruh sistem yang terdiri dari pengetahuan, kepercayaan yaang
diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat atau sesuatu yang dipelajari dan
diteruskan dari generasi ke generasi. Sedangkan menurut Ibnu Khaldun.
c.Menurut Ibnu
Khaldun kebudayaan adalah: Kondisi-kondisi kehidupan melebihi dari yang
diperlukan.
JADI, KEBUDAYAAN ADALAH SESUATU YANG
BERHUBUNGAN DENGAN HASIL KEGIATAN YANG BERUPA CIPTA, KARSA, DAN KARYA MANUSIA
PADA MASA LAMPAU YANG MENJADI PELAJARAN SAMPAI SAAT INI. SEPERTI KEPERCAYAAN,
KESENIAN DAN ADAT ISTIADAT.
3. Islam : agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad
Saw yang berpedoman kepada Al-Qur’an dan Hadis yang diturunkan ke dunia melalui
wahyu dari Allah SWT, dan dari Nabi Muhammad saw.
B. Sejarah Kebudayaan Islam
1.
Jadi, SKI adalah suatu
kejadian atau peristiwa-peristiwa pada masa lampau yang benar-benar terjadi
serta yang berhubungan dengan perbuatan manusia, pada umat Islam di dalam
wilayah Islam, dan juga SKI merupakan pengetahuan, uraian tentang
peristiwa yang benar-benar terjadi pada
masa lampau tentang hasil Kegiatan dan
penciptaan batin manusia seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat
masyarakat yang khusus menganut agama Islam
2.
Sejarah Kebudayaan Islam bermula dari Jazirah Arab yang
muncul setelah Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul, Sebelum Islam datang,
masyarakat Arab sudah mempunyai kebudayaan diantaranya kebudayaan nomaden (hidup secara berpindah-pindah).Serta
kebudayaan-kebudayaan yang sudah maju seperti kebudayaan Asyrian, Kan’an, Saba’
dan Samud.
3.
Kebudayaan Islam adalah suatu budaya
yang cara berkembangnya tidak terlepas dari unsur politik dan kekuasaan. Kebudayaan Islam lahir tanpa
pengaruh kebudayaan yang ada sebelumnya.
C. Tujuan
mempelajari Sejarah kebudayaan Islam
1.
Tujuanya
adalah dapat memahami berbagai masalah
kehidupan umat Islam, yang disertai dengan maju mundurnya kebudayan Islam itu
sendiri.
2.
Kebudayaan
Islam mencapai puncak kejayaan pada abad ke-5 H atau abad pertengahan Masehi.
3.
Pada awal
abad ke-6 kebudayaan Islam mengalami kemunduran yang disebabkan oleh beberapa
faktor internal dan eksternal antaralain:
Faktor Internal (Politik dan
ekonomi) dan Faktor Eksternal (Adanya serangan dari luar Islam)
D. Manfaat
mempelajari Sejarah kebudayaan Islam
1.
Dapat mengetahui kekeliruan yang
mengakibatkan kegagalan pada masa
lampau.
2.
Dapat mengantisipasi agar kekeliruan
dimasa lampau tidak terulang kembali dimasa
sekararang dan yang akan datang
3.
Membawa kita supaya bisa memilih sikap
dalam hidup
4.
Mengambil Ibrah/hikmah, nilai, dan
makna yang terdapat dalam sejarah Kebudayaan Islam
5.
Menanamkan penghayatan dan kemauan yang
kuat untuk berakhlak yang baik
6.
Meneladani sikap yang positif dari para
tokoh umat Islam, serta mampu mengantisipasi diri terhadap sikap yang tidak
baik, yang bisa menghancurkan harga diri dan martabat bangsa.
E. Faktor-faktor
yang mempengaruhi lahir dan Perkembangan kebudayaan Islam
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi lahirnya kebudayaan Islam adalah sebagai berikut:
1.
Faktor Bahasa, Bhs Arab menjadi bahasa resmi
pemerintahan pada masa Dinasti Umayyah, dengan khalifah Abdul Malik bin
Marwan.Yang sebelumnya sudah ada bahasa
lain diantaranya bahasa Persia,Yunani, dan Koptik. Dengan adanya kebijakan itu Bahasa Arab tersebar keseluruh
wilayah Islam
2.
Perpindahan Agama : Perpindahan agama secara
besar-besaran tidak hanya disebabkan oleh peperangan akan tetapi daerah
taklukan yang sudah berbudaya tinggi itu memang sudah menunggu datangnya agama
baru.
3.
Adanya golongan non-Arab (‘ajam) : Pada masa
Dinasti Bani Umaiyah masyarakat Arab terbagi menjadi dua kelompok yang
dinamakan dengan kelompok non Arab
atau ‘ajam, kelompok ini dianggap sebagai warga kelas dua hal ini
bertentngan atau sudah sesuai dengan ajaran Islam. Akhirnya pada masa
kekhalifahan Umar bin Abdul azis perbedaan kedua kelompok itu dihilangkan.
4.
Perpecahan Kesatuan Islam Setelah Umar bin Abdul Aziz wafat,
lahir tiga kekhalifahan yaitu, Dinasti Abbasiyah di Bagdad, Dinasti Fatimaiyah
di Kairo, dan Dinasti Ummayyah di Cordoba. Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa kebudayaan islam mendapat landasan dari bangsa Arab dan
bangsa-bangsa lain yang berada dalam kekuasaan bangsa Arab.
F. Bentuk-bentuk
kebudayaan Islam dan identifikasinya masing-masing
Semua
kebudayaan mempunyai unsur yang menunjukkan bentuk kebudayaan tersebut. Diantara unsur yang menjadi bentuk kebudayaan islam sebagai berikut
1. Sistem Politik
a)
Adanya hukum Islam
: Kebudayaan Islam mencapai puncak kejayaannya ketika diterapkanya hukum Islam
yaitu al-Qur’an dan hadist sebagai sumber hukum utama. Hukum Islam tidak membedakan manusia
kecuali tingkat iman dan ketaqwaanya.
b)
Adanya
Pemerintahan/Khalafah : Kedudukan
khalifah dalam pemerintahan Islam adalah sebagai pengganti Rasul, khalifah itu
merupakan orang-orang yang harus mempunyai keimanan yang tinggi dan mandapat
dukungan dari kaum muslimin. Sistim kekhalifahan yang dapat dijalankan secara
murni pada masa Khalifaurrasyidin.
c)
Adanya
kementerian dan Administrasi; Orang yang pertama kali meletakkan dasar
administrasi adalah khalifah Umar bin
Khattab. Sistim pemerintahan pada
masa khalifah semua urusan Negara langsung diurus dan ditangani oleh
khalifah. Pengelolaan administrasi Negara disebut dengan Diwan. Kementrian dan administrasi Negara baru terbentuk pada masa
pemerintahan khalifah Umar bin Khatab.
d)
Keuangan
: Awalnya sumber keuangan hanya bersal dari zakat dan sedekah, disampingitu
yang menjadi sumber keuangan negar Islam bersal dari pajak bumi, kepemilikian
barang dan diri pribadi, karena bumi dianggap milik Negara sedangkan pengelola
dipandang sebagai penyewa. Pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Khatab
sumber keuangan Negara yang berkembang antaralain berasal dari: (a). Fa’I (dana orang non-muslim), (b).
Ghanimah (harta rampasan perang), (c). Jizyah (pajak dari ahli kitab)
Bentuk kebudayaan Islam dalam sistim
politik juga memperlakukan pemerintah daerah, lembaga pos atau surat menyurat,
lembaga hukum, lembaga kepolisian dan angkatan laut.
2. Sistem
Kemasyarakatan
Bentuk kebudayaan islam dalam system kemsyarakatan
terbagi kedalam beberapa kelompok yaitu:
a)
Kelompok Penguasa, seperti Khalifah,
Mentri, dan para pejabat.
b)
Kelompok Tokoh Agama, seperti Imam
Masjid, Ulama, dan Hakim.
c)
Kelompok Militer
d)
Kelompok Cendekiawan
e)
Kelompok Pekerja dan Budak
f)
Kelompok Petani
3. Ilmu
Pengetahuan
Dilihat dari tahapan perkembangan ilmu pengetahuan dapat dibagi kepada:
a.
Pada masa awal Islam, belum mendapat
perhatian.
b.
Pada masa Dinasti Umaiyah mulai
diperhatikan terutama tentang Agama dan hasa yang berpusat di Kuffah dan
Basrah.
c. Pada masa
dinasti Abbasiyah, berbagai fasilitas di bangun, seperti pusat penterjemah buku dan tempat-tempat penelitian
dan penemuan yang berpusat di Bagdad.
d.Ilmu yang berkembang antara lain (Filsafat, Astronomi, Matematika,
Ilmu Kedokteran, Ilmu Kimia.
SEJARAH
NABI MUHAMMAD PERIODE MEKKAH
A.
Keadaan Masyarakat Arab Sebelum Islam
1. Jazirah Arab atau semenanjung Arabia
adalah daerah yang berbentuk memanjang dan tidak parallelogram. Di sebelah
utara berbatasan dengan Palestina dan padang Syam, di sebelah timur berbatasan
dengan Hira, Dijla (Tigris), Furat (Euphrates) dan Teluk Persia, di sebelah
selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Teluk Aden, sedangkan di
sebelah barat Laut Merah. Jadi, dari sebelah barat dan selatan daerah ini
dikelilingi lautan, dari utara padang sahara dan dari timur padang sahara dan
Teluk Persia.
2. Secara umum, keadaan wilayah di
Jazirah Arab adalah tandus, sehingga hal ini melindunginya dari penjajahan dan
penyebaran agama. Wilayah yang dianggap cukup subur adalah daerah Yaman yang
terletak di sebelah selatan.
3. Jazirah Arab diapit oleh dua kekaisaran besar
yang berada di sebelah utara, yaitu kekaisaran Persia yang beragama Majusi
(penyembah api) dengan kitab sucinya Zend Avesta dan kekaisaran Romawi yang
beragama Nasrani/kristen dengan kitab sucinya Injil.
4. Kehidupan penduduk Arab pada masa itu
rata-rata hidup nomaden (suka berpindah-pindah dan mengembara). Selain itu,
kehidupan mereka dibentuk berdasarkan kabilah (suku). Kabilah ini dibentuk oleh
kelompok-kelompok keluarga atas dasar pertalian darah (nasab), perkawinan dan
sumpah setia. Setiap kabilah dipimpin oleh seorang Syaikh yang dipilih dari
seorang anggota tertua melalui musyawarah.
5. Secara garis besar, ada dua macam
penduduk yang hidup di Arab ketika itu, yaitu: (a) Penduduk kota,
rata-rata pedagang dengan dua kota terkenalnya yaitu Mekkah dan Madinah, dan (b)
Penduduk desa (badui), rata-rata petani, peternak dan penggembala.
6. Masa kehidupan masyarakat Arab
sebelum Islam dinamakan masa Jahiliyah (masa kebodohan). Disebut Jahiliyah
bukan karena tidak berilmu, tetapi karena
penduduknya kebanyakan suka berbuat kejahatan, suka berperang, membunuh,
melecehkan wanita, melakukan takhayul, menyembah berhala dan lain-lain.
Perbuatan-perbuatan itu adalah contoh kebudayaan arab Jahiliyah yang buruk.
Akan tetapi ada beberapa kebudayaan Arab jahiliyah yang baik, di antaranya di
bidang kesusastraan (seni), di mana masyarakat Arab suka sekali membuat
karya-karya syair (puisi) dan para penyair pada waktu itu dianggap orang yang
mempunyai kedudukan tinggi.
B.
Misi Nabi Muhammad SAW Sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin
1.
Kelahiran Nabi
Muhammad
a) Muhammad SAW dilahirkan di kota
Mekkah (Hijaz) pada tanggal 12q Rabiul
Awwal tahun Gajah atau bertepatan tanggal 20 April 571 Masehi.
b) Beliau wafat pada hari senin tanggal
12 Rabi'ul Awwal tahun 11 H bertepatan dengan 8 Juni 632 M.
c) Beliau merupakan keturunan suku
Quraisy, suku bangsawan yang sangat berpengaruh di Arab.
d) Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul
Muthalib yang wafat ketika beliau masih berada dalam kandungan ibunya, Siti
Aminah. Sedangkan ibunya wafat ketika beliau berumur 6 tahun. Kemudian beliau
diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib selama dua tahun dan oleh pamannya, Abu
Thalib.
2.
Kerosulan Muhammad
a) Pada usia 25 tahun, beliau menikah
dengan Khadijah, seorang janda kaya yang berusia 40 tahun. Kemudian selang
beberapa lama beliau mendapat gelar al-Amin (orang yang dapat dipercaya), gelar
ini diberikan karena beliau berhasil mengatasi perselisihan para pemuka suku
Quraisy dalam peletakkan Hajar Aswad (batu hitam yang suci) di dinding Ka’bah
b) Pada usia 40 tahun, beliau sering
datang ke Gua Hira yang terletakq di
perbukitan Jabal Nur untuk bertahanuts atau melakukan pemusatan jiwa dan
merenungi keadaan masyarakat arab yang masih Jahiliyah. Pada malam 17 Ramadhan
tahun 610 M. ketika sedang bertahanuts, datanglah Malaikat Jibril menyampaikan
wahyu pertama, yaitu al-Quran Surat al-‘Alaq ayat 1-5:È
Artiya;
” Bacalah Atas Nama Tuhanmu Yang Telah Menjadikan Makhluk. Dia Telah Menjadikan
Menusia Dari Segumpal Darah. Bacalah ! Tuhan Engkaualah Yang Amat Pemurah. Yang
Mengajar Manusia Dengan Pena. Dia Mengajar Manusia Apa-apa Yang Belum
Diketahui. ( Qs. Al-alaq; 1 – 5 )
c) Dengan turunya wahyu yang pertama
manandakan bahwa Allah SWT telah mengangkat Muhammad sebagai Nabi dan Rasul
Nya. Setelah menerima wahyu yang pertama Nabi Muhammad SAW tidak langsung
bergerak untuk berda’wah. Nabi Muhammad saw. dalam kondisi bingung, takut dan
gemetar yang akhirnya ditenangkan oleh istri beliau yaitu Siti Khadijah.
d) Kemudian setelah itu, turun wahyu
yang kedua yaitu surat al-Mudatsir ayat 1 – 7. Dengan turunnya wahyu yang kedua
ini maka beliau memulai dakwah dengan cara sembunyi-sembunyi
e) Sasaran dakwahnya terbatas pada
orang-orang dekat disekitar beliau . Yang mula-mula menerima dakwah beliau
adalah Siti Khodijah( istrinya) Ali bin Abi Talib (anak pamannya),Abu Bakar
(sahabat nya), dan Zaed bin Harisah (pembantunya).
3.
Dakwah Pada Masa Awal
Dakwah secara sembunyi-sembunyi.Dakwah ini dilakukan selama kurang lebih tiga tahun dan berhasil mengislamkan:
Dakwah secara sembunyi-sembunyi.Dakwah ini dilakukan selama kurang lebih tiga tahun dan berhasil mengislamkan:
1.Khadijah (istri Nabi)
2. Abu Bakar (sahabat dekat Nabi) 3. Ali bin Abi Thalib (sepupu Nabi) 4. Zaid bin Haritsah (budak yang dipelihara Nabi), 5. Bilal bin Rabah (seorang budak kulit hitam) |
6. Utsman bin Affan
7. Zubair bin Awwam 8. Sa'ad bi abi Waqash 9. Talhah bin Ubaidillah 10.Abdurrahman bin Auf 11.Arqam bin Abil Arqam dan lain-lain. |
(Orang-orang yang disebutkan di atas disebut Assabiqunal
Awwalun (orang-orang yang pertama masuk Islam).
4.
Dakwah secara terang-terangan. dilakukan selama sepuluh tahun setelah turun Al-Qur’an
surat al-Hijr ayat: 94
a. Langkah pertama yang dilakukan Nabi
dalam berdakwah dengan cara terang-terangan adalah mengumpulkan warga kota
Mekkah di bukit Shofa. Di antara orang-orang yang hadir adalah Abu Lahab, Abu
Jahal, dan Umar bin Khattab. Setelah semua berkumpul, Nabi mulai berdakwah,
tetapi Nabi malah dicemooh dan dilempari. Bahkan Abu Lahab mencaci-maki dan
melempari beliau dengan batu. Akhirnya pertemuan itu berakhir dengan kekacauan.
b. Meskipun demikian, dakwah dengan cara
ini telah memberikan hasil dengan bertambahnya jumlah pemeluk Islam dari
golongan lemah seperti wanita, budak, pekerja dan orang-orang miskin .
5.
Hambatan-hambatan Dakwah Nabi Di Mekkah
Banyaknya tokoh bangsawan kafir Quraisy yang menolak,
menentang dan mengancam Nabi seperti Abu Lahab, Abu Jahal dan Abu Sofyan.
Penentangan ini dilakukan oleh mereka dengan alasan:
a) Nabi yang keturunan Bani Hasyim
dianggap akan menundukkan dan menguasai otoritas politik dan ekonomi bangsa
Arab yang saat itu dipegang oleh Bani Abdi Syam
b) Kekhawatiran akan hilangnya sistem
kasta di kehidupan sosial masyarakat Arab. Dalam hal ini derajat dan kehormatan
para bangsawan Arab Quraisy merasa terancam dalam hal kekuasaan, wibawa dan
pengaruh di masyarakat.
c) Nabi akan menghilangkan tradisi yang
sudah diwarisi secara turun temurun dari nenek moyang mereka.
d) Adanya bujukan dari pamannya Abu
Thalib (pelindung Nabi) agar menghentikan dakwah. Bujukan ini dilakukan
pamannya karena ia didesak oleh para tokoh kafir Quraisy untuk menghentikan
kegiatan Nabi dalam berdakwah. Namun demikian, bujukan ini tidak berhasil
karena keteguhan Nabi dalam berdakwah.
e) Banyaknya para pengikut Nabi yang
disiksa karena masuk Islam, seperti Bilal bin Rabah, Zubair bin Awwam dan Abu
Bakar, sehingga Nabi sempat memerintahkan beberapa sahabatnya untuk hijrah ke
Habasyah (Ethiopia).
f) Adanya pemboikotan kaum kafir
Quraisy yaitu:
1) tidak mau berbicara dengan orang
Islam,
2) tidak mau jual beli dengan orang
Islam,
3) tidak mau menikah dengan orang
Islam.
Pemboikotan berjalan selama 3 tahun, dan berhenti ini
setelah papan pengumuman yang dipasang di Ka’bah habis dimakan rayap. Selain
itu beberapa orang Quraisy juga mempunyai perasaan tidak tega melihat akibat
pemboikotan tersebut.
Contoh Penderitaan Yang Dialami Umat Islam (Sahabat Bilal) Ketika Mereka Menyatakan dan memepertahankan Keislaman sehingga mereka disiksa oleh orang-orang Kafir
Contoh Penderitaan Yang Dialami Umat Islam (Sahabat Bilal) Ketika Mereka Menyatakan dan memepertahankan Keislaman sehingga mereka disiksa oleh orang-orang Kafir
6.
Misi Dakwah Nabi Di Mekkah
a) Mengajak masyarakat menyembah kepada Allah SWT semata
(tauhid) dan meninggalkan menyembah berhala.
b) Mengajarkan adanya hari kiamat, setiap manusia akan
diminta pertanggungjawaban selama mereka hidup di dunia.
c) Mengajak masyarakat berbuat baik dan berakhlak terpuji dan
melarang berbuat kejahatan dan kerusakan.
d) Mengajak masyarakat untuk menegakkan keadilan dan persamaan derajat
antara laki-laki dan perempuan.
7.
Ibrah/Hikmah Dakwah Nabi Di Mekkah
a) kepribadian Nabi yang mempunyai
sifat sidik (selalu benar), amanah (dapat dipercaya), Tabligh (berani
menyampaikan) dan fatonah (cerdas).
b) Tidak pernah menyerah dalam
berdakwah, walaupun banyak ancaman yang dihadapi
c) Berani berkorban harta benda dan
nyawa.
d) Dalam berdakwah, selalu menggunakan
siasat atau cara yang baik dan bertahap. Tahap pertama dengan sembunyi-sembunyi
guna menyusun kekuatan dan tahap kedua dengan terang-terangan (terbuka).
8.
Hal-hal Yang Perlu Diteladani Dari Perjuangan Dakwah Nabi Di
Mekkah
a) Menampilkan sikap terpuji
sebagaimana yang telah dilakukan Nabi dengan sifat-sifatnya.
b) Dalam melakukan segala sesuatu harus
mempunyai perencanaan, sungguh-sungguh, tidak gampang menyerah dan selalu
berdoa agar hasilnya dapat memuaskan
c) Berani berkorban dan
bertanggungjawab.
d) Berdakwah secara terbuka pada saat
kedudukan makin menguat
e) Melukan hijrah untuk menyusun
kekuatan
f) Menyandarkan keberhasilan kepada
Alloh swt.
SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE
MADINAH
A.
Madinah Sebelum Kedatangan Islam
1. Sebelum Islam datang, kota Madinah
bernama Yatsrib. Penduduknya terdiri
dari dua golongan besar yang sering bertikai dan berperang, yaitu:
1. Golongan bangsa Yahudi yang terdiri dari : a.Bani Qainuqa, b.Bani Quraizah dan c. Bani Nazir
2. Golongan bangsa Arab yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj.
1. Golongan bangsa Yahudi yang terdiri dari : a.Bani Qainuqa, b.Bani Quraizah dan c. Bani Nazir
2. Golongan bangsa Arab yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj.
2. Kota Yatsrib termasuk daerah subur
dan pusat pertanian serta merupakan jalur perdagangan ramai yang menghubungkan
antara Yaman di selatan dan Syiria di Utara.
B.
Proses Masuknya agama Islam ke Madinah dan
Hijrahnya Nabi ke Madinah
1. Ketika Nabi masih di Mekkah, banyak
penduduk Yatsrib melaksanakan Ibadah Haji ke Mekkah. Kesempatan ini digunakan
oleh Nabi untuk mengajak penduduk Yatsrib untuk masuk Islam
2. Akhirnya, setiap orang Yatsrib yang
ke Mekkah menyatakan masuk Islam.
3. Bahkan, tahun 621 M Nabi menemui rombongan haji dari Yatsrib yang berjumlah 12
orang di bukit aqabah dan melakukan perjanjian.
4. Perjanjian ini disebut “Perjanjian Aqabah I” yang isinya:
1. Penduduk Yatsrib akan setia melindungi Nabi 4. Tidak membunuh dan berdusta
2. Rela berkorban harta dan jiwa 5. bersedia membantu menyebarkan Islam
3. Tidak akan menyekutukan Allah
1. Penduduk Yatsrib akan setia melindungi Nabi 4. Tidak membunuh dan berdusta
2. Rela berkorban harta dan jiwa 5. bersedia membantu menyebarkan Islam
3. Tidak akan menyekutukan Allah
C.
Usaha-usaha Yang Dilakukan Rosululloh Setelah Berada Di Madinah
1.
Mendirikan Masjid,
a)
Masjid yang pertama didirikan Nabi di Madinah adalah Masjid
Nabawi dibangun di atas tanah yang dibeli Nabi dari dua orang miskin bernama
Sahl bin Amr dan Suhail bin Amr.
b)
Pendirian masjid ini dimaksudkan selain sebagai pusat Ibadah
dan dakwah Islam, namun juga berperan sebagai tempat bermusyawarah kaum
Muslimin, tempat untuk mempersatukan kaum Muslimin, bahkan dijadikan sebagai
pusat pemerintahan. Di salah satu penjuru masjid disediakan tempat tinggal
untuk orang-orang miskin yang tidak mempunyai tempat tinggal, mereka dinamai Ahlus-Suffah.
c)Selanjutnya, dimulailah pembangunan
jalan raya di sekitar masjid, sehingga lama-kelamaan tempat itu menjadi pusat
kota dan pemukiman serta perniagaan.
d)
Pesatnya pembangunan di sekitar masjid Nabawi menyebabkan
banyak pendatang dari luar Madinah.
2.
Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan
Anshor. Cara ini dilakukan Nabi untuk
mengokohkan persatuan Umat Islam di Madinah.ž
Persaudaraan ini didasarkan atas persaudaraan seagama dan bukan atas dasar kesukuan. Sebagai contoh, Nabi mempersaudarakan Hamzah bin Abdul Muthalib dengan Zaid bekas budaknya, Abu Bakar bersaudara dengan Kharija bin Zaid, dan Umar bin Khattab bersaudara dengan 'Itban bin Malik Al-Khazraji.
Kaum Muhajirin kemudian banyak yang menjadi pedagang dan petani. Diantaranya Abdurrahman bin Auf menjadi pedagang, sedangkan Umar bin Khottob dan Ali bin Abi Tholib menjadi petani.
Persaudaraan ini didasarkan atas persaudaraan seagama dan bukan atas dasar kesukuan. Sebagai contoh, Nabi mempersaudarakan Hamzah bin Abdul Muthalib dengan Zaid bekas budaknya, Abu Bakar bersaudara dengan Kharija bin Zaid, dan Umar bin Khattab bersaudara dengan 'Itban bin Malik Al-Khazraji.
Kaum Muhajirin kemudian banyak yang menjadi pedagang dan petani. Diantaranya Abdurrahman bin Auf menjadi pedagang, sedangkan Umar bin Khottob dan Ali bin Abi Tholib menjadi petani.
3.
Membuat perjanjian damai antara Kaum
Muslimin dan Kaum Yahudi
a)
Nabi membuat peraturan-peraturan yang disebut dengan “Piagam Madinah” yang isinya antara
lain:
1. Kaum Muslim dan Yahudi akan hidup berdampingan dan bebas menjalankan agamanya masing-masing.
2. Apabila salah satu pihak diperangi musuh, maka yang lain wajib membantu.
3. Apabila terjadi perselisihan antara keduanya, penyelesaian diserahkan kepada Nabi selaku pemimpin tertinggi di Madinah.
4. Dalam Piagam tersebut terdapat beberapa asas, yaitu: kebebasan beragama, persamaan, keadilan, perdamaian dan musyawarah.
4. Meletakkan Dasar-dasar Pemerintahan, Ekonomi dan Kemasyarakatan
1. Kaum Muslim dan Yahudi akan hidup berdampingan dan bebas menjalankan agamanya masing-masing.
2. Apabila salah satu pihak diperangi musuh, maka yang lain wajib membantu.
3. Apabila terjadi perselisihan antara keduanya, penyelesaian diserahkan kepada Nabi selaku pemimpin tertinggi di Madinah.
4. Dalam Piagam tersebut terdapat beberapa asas, yaitu: kebebasan beragama, persamaan, keadilan, perdamaian dan musyawarah.
4. Meletakkan Dasar-dasar Pemerintahan, Ekonomi dan Kemasyarakatan
b)
Dalam bidang pemerintahan diterapkan prinsip musyawarah
(demokrasi), yaitu dalam memutuskan masalah harus bermusyawarah terlebih
dahulu.
c)Dalam bidang ekonomi diterapkan asas
koperasi, yaitu tiap-tiap Muslim harus saling membantu.
d)
Dalam kehidupan bermasyarakat diterapkan asas keadilan,
harus salingž tolong menolong, menghargai
persamaan hak dan kewajiban sesama Muslim, tidak ada perbedaan pangkat, harta
dan keturunan, harus mengasihi dan memelihara anak yatim, menyantuni
janda-janda.
e)
Dengan demikian, maka berdirilah kota Madinah sebagai kota
terbesar di Jazirah Arab dengan kemegahan yang ditampilkannya.
Pada masa ini, masyarakat Muslim berkembang menjadi masyarakat besar dan menjadi pusat untuk kegiatan perekonomian, perdagangan dan pertanian.
Pada masa ini, masyarakat Muslim berkembang menjadi masyarakat besar dan menjadi pusat untuk kegiatan perekonomian, perdagangan dan pertanian.
D.
Perjuangan Nabi Muhammad SAW Dan Para Sahabat Di Madinah
1) Sejak hijrah ke Madinah, selama
kurang lebih 10 tahun, Nabi dan para sahabatnya berdakwah kepada penduduk
Madinah tanpa mengenal lelah, dan tidak pernah putus asa.
2) Kebanyakan penduduk Madinah,
terutama suku Aus dan Khazraj, menerima dakwah Nabi tersebut. Akan tetapi,
dalam perjalanan dakwahnya, Nabi menemui rintangan, khususnya dari orang-orang
Yahudi yang tidak senang dengan keberhasilannya.
3) Salah seorang Yahudi Munafik yang
tidak senang adalah Abdullah bin Ubay. Ia selalu melaporkan kegiatan Nabi di
Madinah kepada kaum kafir Quraisy di Mekkah, sehingga pada masa-masa kemudian
terjadilah banyak peperangan dengan kaum kafir Quraisy Mekkah.
Beberapa Peperangan Yang Terjadi Ketika Nabi Berada Di
Madinah :
1) Perang Badar
a)
terjadi di dekat sumber mata air milik seorang bernama Badar
pada tanggal 17 Ramadhan tahun 2 H bertepatan 5 Januari 623 M.
b)
Dalam perang ini pasukan Islam hanya berjumlah 313 orang
yang dipimpinž oleh Nabi Muhammad SAW, sedangkan
pihak kafir Quraisy berjumlah 1000 orang yang dipimpin oleh Abu Sufyan.
c)Perang ini dimenangkan oleh umat
Islam dengan korban tewas sebanyak 14 orang Muslim dan 70 orang kafir termasuk
Abu Jahal.
2) Perang Uhud
a)
Perang ini berlangsung pada bulan Sya’ban tahun 3 H
bertepatan bulan Januari 625 M di sebuah perbukitan bernama Uhud.
b)
Pasukan Islam pimpinan Nabi pada awalnya berjumlah 1000
orang, tetapiž 300 orang membelot karena hasutan
Abdullah bin Ubay. Sedangkan pasukan kafir Quraisy berjumlah 3000 orang yang
dipimpin Abu Sufyan dan istrinya Hindun.
c)Perang ini pada awalnya hampir
dimenangkan oleh umat Islam, tetapi karena pasukan Islam meninggalkan posisi
perang untuk mengambil harta rampasan perang (ghanimah), akhirnya pasukan Islam
mengalami kekalahan
d)
Bahkan Hamzah bin Abdul Mutholib (paman Nabi) terbunuh dan
isi tubuhnya dikoyak-koyak oleh Hindun. Korban meninggal dari pihak umat Islam
adalah 70 orang, sedangkan kafir Quraisy berjumlah 23 orang.
3) Perang Khandaq
a)
Perang terjadi di sebelah utara Madinah pada bulan Syawal 5
H atau Maret 627 M. Perang Khandaq ini disebut juga perang Ahzab.
b)
Dalam perang ini, pasukan musuh berjumlah 10.000 orang yang
dipimpin Abu Sufyan, sedangkan pasukan Islam hanya berjumlah 3000 orang
pimpinan Nabi dan Ali bin Abi Tholib.
c)Atas usul dari Salman Al-Farisi
(orang Persia), pasukan Islam membuat parit mengelilingi perbatasan kota
Madinah. Akibat adanya parit ini, pasukan kafir Quraisy mengalami kekalahan.
Selain empat perang di atas, ada beberapa peperangan lagi
yang terjadi antara umat Islam dengan kaum kafir yaitu:
1. Perang Khaibar
2. Perang Mu’tah
3. Perang Tabuk.
Di Samping Peperangan, Nabi Dan Para Sahabatnya Juga Melakukan beberapa usaha dan berhasil dengan baik dalam Menghadapi Kaum Kafir, Yaitu:
1. Perang Khaibar
2. Perang Mu’tah
3. Perang Tabuk.
Di Samping Peperangan, Nabi Dan Para Sahabatnya Juga Melakukan beberapa usaha dan berhasil dengan baik dalam Menghadapi Kaum Kafir, Yaitu:
1.
Mengadakan Perjanjian Hudaibiyah dengan orang-orang Kafir
Qurays di Mekkah.
a)
Perjanjian ini berlangsung pada bulan Zulkaidah tahun 6 H
atau 628 M di daerah Hudaibiyah.
b)
Asal mula terjadinya perjanjian ini adalah adanya keinginan
kaum Muhajirin untuk beribadah haji dan menengok saudara mereka di Mekkah yang
selama enam tahun tidak bertemu.
c)Akan tetapi keinginan ini dihalangi
oleh kaum Kafir Quraisy.
d)
Maka Nabi pun berangkat dengan kaum Muhajirin untuk pergi ke
Mekkah, sesampainya di Hudaibiyah dicegatlah Nabi dan para pengikutnya oleh kaum
Quraisy. Dari sinilah kemudian lahirlah perjanjian Hudaibiyah.
Isi Perjanjian Hudaibiyah :
1. Umat Islam dan kaum kafir Quraisy tidak boleh saling serang selama 10 tahun.
2. Nabi dan pengikutnya tidak diperkenankan beribadah haji pada tahun ini.
3. Kaum Muslim wajib mengembalikan orang Mekkah yang menjadi pengikut Nabi di Madinah, sedangkan kaum kafir Quraisy tidak wajib mengembalikan orang Madinah yang menjadi pengikut mereka.
4. Setiap orang diberi kbebasan untuk memilih menjadi pengikut Nabi atau kaum Kafir Quraisy.
Isi Perjanjian Hudaibiyah :
1. Umat Islam dan kaum kafir Quraisy tidak boleh saling serang selama 10 tahun.
2. Nabi dan pengikutnya tidak diperkenankan beribadah haji pada tahun ini.
3. Kaum Muslim wajib mengembalikan orang Mekkah yang menjadi pengikut Nabi di Madinah, sedangkan kaum kafir Quraisy tidak wajib mengembalikan orang Madinah yang menjadi pengikut mereka.
4. Setiap orang diberi kbebasan untuk memilih menjadi pengikut Nabi atau kaum Kafir Quraisy.
2.
Fathul Makkah (penaklukan kota Mekkah)
a)
terjadi pada bulan Ramadhan tahun 8 H atau Januari 630 M.
b)
Sebab utama
terjadinya fathu Makkah adalah kaum Kafir Quraisy melanggar perjanjian
Hudaibiyah dan menyerang kaum Muslim yang ada di Mekkah.
c)Penaklukkan kota Mekkah yang
dilakukan Nabi dan pengikutnya itu tanpa ada pertumpahan darah dan peperangan,
sehingga penduduk kota Mekkah pun banyak yang masuk Islam termasuk pemimpin
kafir Quraisy Abu Sufyan ikut masuk Islam.
d)
Saat itulah turun Qur’an Surat An Nashr ayat 1-5
e)
Ketika terjadi fathul
Makkah ini, Nabi berpidato di hadapan masyarakat yang isinya :
1. Barang Siapa yang menutup pintu rumahnya, rapat- rapat maka ia aman.
2. Barang siapa yang masuk ke Masjdil Haram, maka ia aman.
3. Barang siapa yang memasuki rumah Abu Sufyan, maka ia aman.
1. Barang Siapa yang menutup pintu rumahnya, rapat- rapat maka ia aman.
2. Barang siapa yang masuk ke Masjdil Haram, maka ia aman.
3. Barang siapa yang memasuki rumah Abu Sufyan, maka ia aman.
E.
Hikmah Dan Teladan Dari Misi Nabi Muhammad Saw Dalam
Membangun Masyarakat Madinah
1.
Melakukan hijrah (pindah) ke tempat yang dianggap lebih
memberi harapan untuk mengembangkan masyarakat Islam yang lebih maju merupakan
suatu kemestian yang harus dilakukan.
2.
Nabi melakukan Hijrah ke Madinah adalah untuk menyusun
kekuatan dan menarik banyak pengikut agar dakwah Islam berjalan sesuai yang
diharapkan dan masyarakat Islam semakin kokoh.
3.
Dari hijrah ini, Nabi berhasil membangun masyarakat Islam
menuju pada kemajuan, kesejahteraan, dan kedamaian, baik di bidang sosial,
ekonomi maupun politik.
4.
Keberhasilan yang telah dicapai ini memerlukan perjuangan
yang panjang dan kadang harus dilakukan dengan cara kekerasan (jihad atau
berperang). Dengan demikian, hikmah dan teladan yang dapat diambil dan ditiru
dari perjuangan Nabi di Madinah tersebut di antaranya adalah:
Hikmah Dan Teladan Yang Dapat Diambil Dan Ditiru Dari
Perjuangan Nabi Di Madinah Tersebut Di Antaranya Adalah:
1.
Ketabahan dalam menerima cobaan
a)
Mereka pergi berhijrah dengan meninggalkan segala yang ada
di Mekkah, antara lain sanak famili, harta benda dan juga kampung halaman.
b)
Rasa berat pada diri kaum Muslimin meninggalkan kampung
halaman ternyata sirna oleh keimanan mereka yang kuat dan kecintaan yang tulus
terhadap Nabi Muhammad SAW.
c)Mereka tabah dan ikhlas dalam
menerima cobaan ini. Oleh karena itu, apapun keadaannya, situasinya apakah
senang atau susah, iman harus senantiasa melekat di hati kita.
2.
Cerdas dalam mengambil keputusan
a)
Nabi Muhammad SAW adalah orang yang memiliki kecerdasan luar
biasa dalam mengambil keputusan dan tindakan. Hal itu terbukti ketika beliau
mampu menyatukan kaum Muhajirin dan Anshar menjadi satu saudara. Persaudaraan
ini menjadikan masyarakat Muslim Madinah semakin berkembang dan kuat serta
mampu menjadi bangsa yang besar dan bersatu dibawah bendera Islam, sehingga
dalam tempo yang relatif singkat masyarakat Muslim Madinah dikagumi oleh bangsa
lainnya.
b)
Dalam bidang ekonomi dan perdagangan, Nabi Muhammad SAW
menerapkanž asas koperasi, yakni menganjurkan
kaum Muslim di Madinah agar memperhatikan nasib saudaranya, tidak serakah dan
tidak mempraktekkan sistem riba dalam transaksi perdagangan. Bahkan, dalam
menunaikan haji yang terakhir atau disebut dengan Haji Wada tahun 10 H (631 M)
Nabi menyampaikan khotbahnya yang sangat bersejarah antara lain berisi:
1. larangan untuk riba dan menganiaya.
2. Perintah untuk memperlakukan istri dengan baik.
3. Persamaan dan persaudaraan antar manusia harus ditegakkan.
3. Gigih dan istiqamah dalam berjuang
Akhirnya kaum Muslim di Madinah mampu mengimbangi kekuatan kaum kafir di Mekkad dan orang-orang Yahudi di Madinah.ž
1. larangan untuk riba dan menganiaya.
2. Perintah untuk memperlakukan istri dengan baik.
3. Persamaan dan persaudaraan antar manusia harus ditegakkan.
3. Gigih dan istiqamah dalam berjuang
Akhirnya kaum Muslim di Madinah mampu mengimbangi kekuatan kaum kafir di Mekkad dan orang-orang Yahudi di Madinah.ž
F.
Hubungan Antara Misi Nabi Muhammad Di
Madinah Dengan Perkembangan Masyarakat Islam Masa Sekarang
Keterkaitan antara misi dakwah Nabi Muhammad SAW dengan perkembangan masyarakat Islam sekarang dapat kita lihat dari beberapa aspek, antara lain :
Keterkaitan antara misi dakwah Nabi Muhammad SAW dengan perkembangan masyarakat Islam sekarang dapat kita lihat dari beberapa aspek, antara lain :
1.
Aspek Politik Pemerintahan
a)
Nabi Muhammad SAW selain menjadi pemimpin agama, beliau juga
menjadiž pemimpin pemerintahan. Dalam
kepemimpinannya, beliau mengedepankan kepentingan umum daripada kepentingan
pribadi dan keluarganya.
b)
Selain itu, beliau juga menggunakan sistem musyawarah atau
demokrasiž dan berlaku adil dalam memutuskan
suatu perkara di masyarakat dengan tidak membedakan golongan, suku bahkan
perbedaan agama.
c)Sistem musyawarah atau demokrasi ini
selanjutnya banyak dipakai oleh berbagai negara, termasuk oleh negara kita
Indonesia.
2.
Aspek Sosial
Kemasyarakatan.
a)
Penduduk Muslim Madinah pada masa kepemimpinan Nabi memiliki
rasa persaudaraan dan persatuan yang kuat.
b)
Mereka tidak membedakan antara Muhajirin dan Anshar, bahkan
tidak membedakan rasa persatuan dengan penganut agama lain.
c)Rasa persaudaraan sesama Muslim di
Madinah tercermin dalam kehidupan sehar-hari, di antara mereka tidak ada
perselisihan ataupun permusuhan.
d)
Jika ada salah satu warga Muslim yang sakit, maka Muslim
lain menjenguknya.
e)
Selain itu, budaya silaturahmi merupakan kebiasaan yang
tertanam dalam warna kehidupan penduduk Muslim Madinah
3.
Aspek Ekonomi.
a)
Pada tahun-tahun awal, pemerintahan Islam di Madinah hampir
tidak memiliki sumber memasukan ataupun pengeluaran.
b)
Seluruh tugas pemerintahan dilaksanakan kaum muslimin secara
bergotong royong dan sukarela.
c)Mereka memperoleh pendapatan dari
bebagai sumber yang tidak terikat. Akan tetapi ketika masyarakat Muslim Madinah
sudah tentram dan kuat, maka pada waktu itu kewajiban membayar zakat dan pajak
mulai dijalankan sebagai sumber pendapatan negara.
d)
Pajak pada masa itu dipungut semata berdasarkan standar
cukup atau berdasarkan kadar kebutuhan negara.
e)
Dalam memajukan ekonomi masyarakat di Madinah, Rasulullah
menerapkan sistem koperasi. Sistem ekonomi ini dimaksudkan untuk membantu
penduduk Muslim di Madinah yang miskin dan lemah.
f) Masyarakat Muslim Madinah yang
rata-rata berprofesi sebagai pedagang dan petani sangat antusias dan menerima
dengan senang hati ajakan Nabi Muhammad SAW tersebut.
KHULAFAUR RASYIDIN
a.
Arti Khulafaur
Rasyidin
Istilah Khulafaur Rasyidin berasal dari bahasa arab,
terdiri dari dua kata yaitu, Khulafa dan ar Rasyid. Dari segi
bahasa khulafa adalah bentuk jamak dari kata khalifah yang berarti “pengganti”
sedangkan rasyidin adalah bentuk jamak dari kata ar rasyid yang berarti “yang
mendapat
petunjuk”.
Dengan demikian arti Khulafaur Rasyidin menurut bahasa
adalah para pengganti yang mendapat petunjuk dari Allah SWT. Sedangkan
menurut istilah, Khulafaur Rasyidin artinya orang-orang yang ditunjuk
untuk menggantikan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai kepala pemerintahan dan
pemimpin umat setelah Rasulullah meninggal.
b.
Nama-nama
Khulafaur Rasyidin
Setelah Rasulullah
SAW meninggal dunia, jabatan pemimpin
negara digantikan oleh khalifah. Khalifah merupakan gelar seorang yang memimpin
umat Islam dan seluruh rakyat di wilayahnya. Jabatan khalifah tidak dapat
diwariskan kepada keturunannya seperti halnya raja atau sultan.Nama-nama
khalifah yang termasuk dalam Khulafaur Rasyidin yaitu:
1. Abu Bakar as Siddiq (11 – 13 H / 632 – 634 M) 3. Usman
bin Affan (23 – 35 H / 644 –
655 M)
2. Umar
bin Khattab (13 – 23 H / 634 –
644 M) 4. Ali
bin Abi Thalib (35 – 40 H /
655 – 660 M)
Jadi, ada empat
orang khalifah yang termasuk dalam Khulafaur Rasyidin. Mereka semua
adalah sahabat – sahabat dekat Rasulullah yang dapat dipercaya.
c.
Ibrah
prestasi para Khulafaur Rasyidin.
A. ABU BAKAR AS-SIDDIQ
Ibrah atau pelajaran yang dapat diambil dari kepemimpinan
Khulafaur Rasyidin adalah meneladani
prestasi-prestasi yang dicapai.
1. Khalifah Abu
Bakar as-Sidiq merupakan salah satu sosok pemimpin yang tegas , ikhlas dan
teguh memegang kebenaran.
Disepakati bahwa Abu Bakar yang pantas menjadi
Khalifah. Adapun kesepakatan tersebut karena Abu Bakar adalah:
a. Orang pertama orang yang mengakui peristiwa
Isra’ Mikraj,
b. Orang yang menemani Nabi Muhammad Saw berhijrah
ke Madinah.
c. Orang yang sangat gigih dalam melindungi orang
yang memeluk agama Islam dan
d. Imam shalat sebagai penggati Nabi Muhammad
ketika sedang sakit.
Setelah
sepakat, Umar bin Khaattab menjabat tangan Abu Bakar dan menyatkakan baiatnya
kepada Abu Bakar. Lalu diiukti oleh
Sa’ad
bin Ubadah. Dan Umat Islam seluruhnya.Abu Bakar menamai dirinya sebagai
Khalifaturrasul atau sebagai pengganti Rasul.
2.
Masa kepemimpinannya ,Khalifah Abu Bakar as-Siddiq
melakukan beberapa usaha dan mencapai beberapa prestasi :
a. Memerangi Kaum Murtad dan Nabi-nabi palsu yang ingin
menghancurkan Islam diantaranya.
1. Al -Aswad al Ansi
2. Thulaihah bin Khuwalid al Asadi
3. Malik bin Nuwairah
4. Musailamah al Kazab
b. Kodifikasi (mengumpulkan
ayat-ayat lalu membukukan) Al-Qur'an : Hasil karya masa
Kholifah Abu Bakar as Shiddiq yang masih dapat kita rasakan hingga sekarang
adalah adanya Mushaf Al-Qur'an. Ketika itu , Al-Qur'an tertulis dalam berbagai
benda yang berserakan di berbagai tempat. Usaha ini dilaksanakan atas saran Umar
bin Khattab yang saat itu menjadi penasehat utama Kholifah Abu Bakar as
Siddiq.
Alasan Umar bin Khattab mengusulkan
pengumpulan Al-Qur'an tertulis diberbagai tempat adalah Banyaknya para
penghafal Al-Qur'an yang meninggal dalam perang Yamamah. Abu Bakar as Siddiq
bersedia mewujudkan pengumpulan ayat-ayat Al-Qur'an dengan menunjuk Zaid
bin Tsabit sebagai pemimpin pengumpulan.
c. Perluasan Wilayah
Islam
Tiga hal yang menjadi pegangan utama
para da'i atau tentara Islam saat memasuki daerah baru adalah :
1. Dianjurkan masuk Islam, maka jiwa
serta hartanya akan dilindungi.
2. Boleh tidak masuk Islam, tetapi
membayar Jizyah (pajak perlindungan) maka jiwa dan hartanya dilindungi.
3. Jika menentang , mereka akan
diperangi.
Khalifah Abu Bakar as-Sidiq mempunyai karakter lembut
dan tegas. Dalam suasana negara yang kacau, pemimpin berkarakter seperti
Khalifah Abu Bakar as-Sidiq sangat diperlukan. Dengan kelembutannya, khalifah
Abu Bakar as-Sidiq dapat menginsyafkan orang-orang yang terbujuk berbuat makar.
Sementara itu, orang-orang yang bersikap merongrong dihadapi secara tegas oleh
Khalifah Abu Bakar as-Sidiq.
B. Umar bin Khattab
Klahifah Umar
bin Khatab merupakan salah satu pemimpin yang meletakkan dasar-dasar demokrasi
dalam Islam. Beliau benar-benar memperhatikan dan mengutamakan kepentingan
rakyat. Dalam pemerintahan beliau memilih pejabat yang benar-benar ahli dan
dapat dipercaya. Khalifah Umar bin Khatab juga selalu membuka diri untuk
menerima suara langsung dari rakyatnya.Namun beliau tetap tegas dalam
menegakkan hukum dan tidak pandangbulu.
1.Prestasi
Perluasan Wilayah Pada masa itu , perluasan wilayah Islam terjadi
besar-besaran dan dikenal sebagai periode Futuhat al Islamiyah. Secara
berturut-turut , pasukan Islam berhasil menguasai Suriah, Persia dan
Mesir. Kemenangan umat Islam menjadikan wilayah Islam pada masa Kholifah Umar
bin Khattab meluas hingga Afrika Utara, Armenia dan sebagian wilayah Eropa
Timur.Umar bin Khattab membagi wilayah Islam menjadi beberapa propinsi
serta menugaskan seorang gubernur untuk memerintah wilayah tersebut.
·
Sa'ad bin Abi Waqqas memerintah wilayah di Kufah
·
Amru bin Ash di Mesir
·
Muawiyah bin Abi Sufyan di Damaskus.
b. Menata Administrasi dan Keuangan
Pemerintahan
1. Pada masa pemerintahanya Umar bin
Khattab membentuk Baitul Mal dan Dewan Perang. Baitul Mal bertugas
mengurusi keuangan negara. Dewan Perang bertugas mencatat administrasi
ketentaraan .
2. Kholifah Umar bin Khattab adalah
Kholifah pertama kali yang memperkenalkan sistim penggajian bagi pegawai
pemerintah.
3. Kholifah Umar bin Khattab juga memberikan
santunan dari Baitul Mal kepada seluruh rakyatnya. Besarnya santunan disesuaikan
lamanya memeluk Islam. pada masa Kholifah Umar bin Khattab, kemakmuran
dapat dinikmati rakyat dari seluruh pelosok negeri.
c. Penetapan Kalender Hijrah
1. Hijrah juga menandai dua periode
dakwah Islam . periode dakwah sebelum Nabi Muhammad saw hijrah di sebut Periode
Mekah. Sedangkan periode dakwah Nabi Muhammad saw setelah hijrah dikenal
sebagi Periode Madinah.
2. Pembagian surah Al- Qur'an . Surah
Al-Qur'an yang turun sebelum hijrah disebut surah Makkiyah, sedangkan
surah yang turun setelah hijrah disebut surah Madaniyah..
2.Gaya kepemimpinan
Pada masa khalifah Umar bin Khatab, situasi negara lebih
aman. Dalam kondisi itu, perlu pemimpin yang mempunyai karakter seperti
Khalifah Umar bin Khatab, yaitu cerdas, tegas dan mengutamakan kepentingan
rakyat. Kecerdasan Umar bin Khatab sangat diperlukan untuk membangun
dasar-dasar kemasyarakatan yang islami.
C.
UTSMAN BIN AFFAN
Khalifah Usman
bin Affan berhasil memajukan islam melalui usaha pembukuan al-Qur’an hingga
dikenal Mushaf Usmani ,usaha ini
adalah prestasi luarbiasa yang dijadikan sebagai pedoman hidup umat manusia di
dunia . Beliau juga merupakan salah seorang pemimpin yang lemah lembut dan
sangat memperhatikan kepentingan rakyatnya. Beliau lebih suka menggunakan
pendekatan persuasif.
1.
Utsman bin Affan dipilih sebagai
Kholifah menggantikan Kholifah Umar bin Khattab yang meninggal karena di
tikam oleh Abu Lu'luah saat beliau menjadi imam sholat subuh. Saat menjelang wafatnya, Kholifah
telah membentuk sebuah dewan yang akan menggantinya. Dewan tersebut
beranggotakan enam orang sahabat yang saat itu dianggap paling tinggi
derajatnya. Keenam anggota dewan tersebut adalah : (1). Usman bin Affan, (2) Ali bin Abi Thalib, (3)Thalhah bin Ubaidillah, (4) Zubair bin Awwam, (5) Abdurrahman bin Auf dan (6) Sa'ad bin Abi Waqas
Dewan tersebut bertugas memilih salah satu dari mereka
untuk menjadi Kholifah . Ketua Dewan dipegang oleh Abdurrahman bin Auf .
Pemilihan di lakukan dengan cara musyawarah dan mufakat dan untuk mencari suara
terbanyak.
Pada akhirnya Usman bin Affan terpilih sebagai kholifah
pengganti Umar bin Khattab. Saat terpilih menjadi khalifah Usman bin Affan
telah berusia 70 tahun. Beliau menjadi khalifah selama 12 tahun.
2.
Prestasi yang dicapai Utsman bin
Affan :
a.
Kodifikasi Mushaf al Qur'an
Usaha kodifikasi ( pembukuan ) ayata-ayat Al-Qur'an
sudah dimulai sejak masa kholifah Abu Bakar As Shidiq . Ayat-ayat Al-
Qur'an yang terkumpul pada masa itu disimpan oleh Hafsah binti Umar ,
salah satu istri Rasulullah saw.
b.
Renovasi Masjid Nabawi
Masjid Nabawi adalah masjid yang pertama kali
didirikan oleh Nabi Muhammad saw. pada saat pertama kali tiba di Madinah dari
perjalanan hijrahnya. Masjid ini pada mulanya hanya kecil dan masih sangat
sederhana . Dengan semakin banyaknya jumlah umat islam , maka Kholifah Umar bin
Khattab mulai memperluas masjid ini.
c.
Pembentukan Angkatan Laut
Pada masa Kholifah Usman bin Affan , wilayah islam sudah
mencapai Afrika, Siprus, hingga konstantinopel . Muawiyah
saat itu menjabat gubernur Suriah usul dibentuknya angkatan laut . Usul itu
disambut dengan baik oleh Kholifah Usman bin Affan .
d.
Perluasan Wilayah Islam
Serangkain penaklukan bangsa Arab dimotivasi oleh
semangat keagamaan untuk menjadikan dunia memeluk dan mengakui islam. Pada masa
pemerintahan Kholifah Usman bin Affan wilayah Islam semakin meluas. Wilayah
Azer Baijan berhasil di taklukkan pasukan muslim dibawah pimpinan Said
bin As dan Huzaifah bin Yaman
Situasi negara pada masa Khalifah Usman bin Affan
benar-benar sudah aman. Kemakmuran sudah tercapai di segenap lapisan
masyarakat. Dalam kondisi seperti itu, karakter pemimpin yang saleh, penyantun,
dan sabar sangat diperlukan. Dengan karakter seperti Khalifah Usman bin Affan
tersebut, kemakmuran rakyat dapat tercapai, baik jasmani maupun rohani.
D.
MASA KHOLIFAH ALI BIN ABI THALIB
Pada masa kepeminpinan Kholifah
Usman bin Affan , terjadi fitnah yang besar di kalangan kaum muslimin di
beberapa daerah, terutama di Basrah,Mesir dan Kufah. Fitnah-fitnah
tersebut sengaja disebarkan oleh kaum munafik yang dipimpin Abdullah bin
Saba. Fitnah tersebut berhasil menghasut beberapa pihak untuk membrontak
dan menuntut mundurnya Khalifah Usman bin Affan.
Dalam masa krisis tersebut , beliau
tetap tidak mau menggunakan pengawalan khusus yang ditawarkan para sahabatnya.
Suatu ketika , para pembrontak berhasil berhasil menyerbu rumah Kholifah Usman
bin Affan dan membunuhnya. Saat kejadian itu, Kholifah Usman bin
Affan sedang menjalankan puasa sunah dan membaca Al-Qur'an. Malam
harinya sebelum terbunuh beliau mimpi bertemu Rasulullah saw. Dalam mimpinya,
Rasulullah saw meminta untuk berpuasa dan besuknya akan berbuka dengan
Rasulullah saw. Mimpi itu akhirnya menjadi kenyataan.
Sepeninggal Kholifah Usman bin Affan
dalam kondisi yang masih kacau , kaum muslimin meminta Ali bin Abi Thalib untuk
menjadi Kholifah . Akan tetapi ada bebarapa tokoh yang menolak usulan tersebut
diantaranya Muawiyah bin Abi Sufyan. Mereka menolak Ali bin Abi Thalib
pada umumnya adalah para gubernur atau pejabat yang berasal dari keluarga besar
Kholifah Usman bin Affan . Mereka menuntut pembunuh Kholifah Usman bin Affan
ditangkap terlebih dahulu. Setelah itu barulah masalah pergantian pemimpin
dibicarakan.
Sebaliknya, pihak Ali bin Abi Tahlib
berpendapat bahwa masalah kepemimpinan sebaiknya diselesaikan terlebih
dahulu. Seteleh itu, barulah pembunuh Kholifah Usman bin Affan dicari
bersama-sama. Perbedaan pendapat tersebut awal pecahnya persatuan kaum muslimin
saat itu. Akhirnya Ali bin Abi Thalib tetap diangkat sebagai kholifah
meskipun ada beberapa kalangan yang tidak tersedia mengakuinya.
Khalifah Ali
bin Abi Thalib adalah seorang pemimpin yang disiplin, tegas, dan keras dalam
membela kebenaran. Dalam kondisi tertentu, khalifah Ali bin Abi Thalib
lebih mengutamakan kebenaran yang diyakininya daripada persatuan. Khalifah Ali
bin Abi Thalib juga sangat menjunjung tinggi keputusan yang sudah menjadi
kesepakatan mayoritas. Kholifah Ali bin Abi Thalib
melaksanakan langkah-langkah yang dapat dianggap sebagai prestasi yang telah
dicapai.
1.
Mengganti Pejabat yang Kurang Cakap.
Kholifah Ali bin Abi Thalib menginginkan
sebuah pemerintahan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, beliau kemudian
mengganti pejabat-pejabat yang kurang cakap dalam bekerja. Akan tetapi,
pejabat-pejabat tersebut ternyata banyak yang berasal dari keluarga Kholifah
Usman bin Affan ( Bani Umayah ).
2.
Membenahi Keuangan Negara ( Baitul Mal ).
Setelah mengganti para pejabat yang
kurang cakap, Khalifah Ali bin Abi Tahlib kemudian menyita harta para pejabat
tersebut yang diperoleh secara tidak benar. Harta tersebut kemudian
disimpan di Baitul Mal dan digunakan untuk kesejahteraan rakyat.
3.
Memajukan Bidang Ilmu Bahasa.
Pada saat
Kholifah Ali bin Abi Thalib memegang pemerintahan , Wilayah Islam sudah mencapai
India. Pada saat itu , penulisan huruf hijaiyah belum dilengkapi dengan tanda
baca, seperti kasrah, fathah, dhommah dan syaddah. hal itu menyebabkan
banyaknya kesalahan bacaan teks Al-Qur'an dan Hadits di daerah-daerah yang jauh
dari Jazirah Arab.
Untuk menghindari
kesalahan fatal dalam bacaan Al-Qur'an dan Hadits. Kholifah Ali bin Abi Thalib
memerintahkan Abu Aswad ad Duali untuk mengembangkan pokok-pokok ilmu
nahwu, yaitu ilmu yang mempelajarai tata bahasa Arab.
Keberadaan ilmu nahwu diharapkan dapat membantu orang-orang non Arab
dalam mempelajari sumber utama ajaran islam, yaitu Al-Qur'an dan Hadits.
4.
Bidang Pembangunan
Salah satu pembangunan yang mendapat
perhatian khusus dari Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah pembangunan Kota
Kuffah. Pada awalnya kota Kufah disiapkan sebagai pusat pertahanan oleh
Mu'awiyah bin Abi Sufyan. Akan tetapi , Kota Kufah kemudian
berkembang menjadi pusat ilmu tafsir, ilmu hadits,ilmu nahwu dan
ilmu pengetahuan lainya.
terimakasih blog ini sangat bermanfaat ;);)
BalasHapusterimakasih.. jazakumullah
BalasHapusterimakasih. jazakallah.
BalasHapusMakasih semoga barokah
BalasHapusJos bro
BalasHapusMantap kali bang
BalasHapusTerimakasih ringkasannya sgt bermanfaat
BalasHapusTerima kasih tulisanya sangat membantu teman Guru PAI
BalasHapusTerimakasih banyak🙏
BalasHapusTerimakasih kak sangat bermanfaat😊
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerima kasih yang awalnya aku males baca buku...baca ini jadi gak males karena singkat dan jelas
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusterimakasih, semoga bisa lebih bermanfaat lagi
BalasHapusTerimakasih ringkasan materi sangat membantu
BalasHapusAlhamdulillah semoga bermanfaat
BalasHapusTerimakasih semoga bisa bermanfaat))
BalasHapusMksih ringkasan materinya sangat membantu,,,,makin sukses:)
BalasHapusTerimakasih ini sangat membantu saya
BalasHapusTerimakasih sangat bermanfaat
BalasHapusterima kasih materi nya
BalasHapusuntuk belajar PAT
saya santri Al Azhary
Pak Syarif Hidayat itu kepala MTs saya
Alhamdulillah sangat membantu menambah wawasan sejarah saya terimakasih
BalasHapusKALOK BISA BIKIN RANGKUMAN PAK, MULAI DARI SATU SAMPAI KELAS TIGA
BalasHapusmaaf pak ini cuman rangkuman kls 7 doang ya pak?maaf pak lantang
BalasHapus